2.1 Definisi Sistem Informasi
Keuangan
Sistem Informasi
Keuangan adalah sistem informasi (subsistem dari CBIS) yang memberikan
informasi kepada orang atau kelompok baik di dalam perusahaan maupun di luar
perusahaan mengenai masalah keuangan perusahaan. Informasi yang diberikan
disajikan dalam bentuk laporan khusus, laporan periodik, hasil dari simulasi
matematika, saran dari sistem pakar, dan komunikasi elektronik.
2.2
Model Sistem Informasi Keuangan
Output
Subsistem
|
Input
Subsistem
|
Sistem
Informasi
Akuntansi
|
Subsistem
Audit
Internal
|
Subsistem
Intelegen
Keuangan
|
Pemakai
|
Sumber
Eksternal
|
Sumber
Internal
|
Subsistem
Peramalan
|
Subsistem
Manajemen
Dana
|
Subsistem
Pengendalian
|
2.3 Sub Sistem Input
Ada tiga subsistem input, yaitu: Subsistem Informasi
Akuntansi, Subsistem Audit Internal, dan Subsistem Inteligensi Keuangan.
a.
Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Sistem
Informasi Akuntansi bertugas menyediakan data
akuntansi yang berupa catatan mengenai segala sesuatu yang terjadi dalam
perusahaan. Data
akuntansi menyediakan catatan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan
keuangan yang terjadi dalam perusahaan. Catatan dibuat untuk setiap transaksi,
menjelaskan apa yang terjadi, kapan terjadinya, siapa yang terlibat dan berapa
banyak uang yang terlibat. Data ini dapat dianalisis dalam berbagai cara untuk
memnuhi sebagian kebutuhan informasi manajemen.
Pengumpulan
data di bidang manufaktur diperoleh dari dokumen sumber dan dimasukkan ke dalam
database dengan menggunakan terminal atau dalam jaringan yang ditempatkan di seluruh perusahaan.
Subsistem pemrosesan data juga mengumpulkan data lingkungan sebagai hasil dari transaksi bisnis dengan perusahaan
lain. Kita telah mengetahui bagaimana sistem entri pemesanan dan account
receivable mengumpulkan data dan bagaimana sistem pembelian, penerimaan, dan
account payable mengumpulkan data pemasok.
Data internal berfungsi sebagai dasar untuk pemecahan masalah yang
berhubungan dengan segala aspek operasi perusahaan. Sebagai contoh menggunakan
data yang diperoleh dari pelaporan kerja, yang digunakan dasar untuk menyusun
atau merevisi keputusan mengenai inventarisasi manajer.
Sinonim dengan Pemrosesan data. Dalam pandangan kita, sistem pemrosesan data adalah sama
dengan sistem accounting.
·
Tujuan
Tujuan
pemrosesan data adalah untuk menghasilkan dan memelihara record pemsahaan yang
up-tedate.
· Tugas Pokok.
Pemrosesan data mempunyai empat tugas pokok, yaitu pengumpulan data,
pengubahan data, penyimpanan data, dan pembuatan dokumen.
· Sifat Pemrosesan Data.
Pemrosesan
data menjalankan tugas yang penting, secara relatif mengikuti prosedur
standart, memberikan data yang lengkap, utamanya mempunyai fokus historis, dan
memberikan informasi pemecahan masalah minimal.
b.
Sub Sistem Audit Internal
Auditor adalah
orang yang
bertugas memeriksa catatan akuntansi untuk menguji kebenarannya. Auditor intemal adalah pekerja dalam perusahaan, yang biasanya terlibat dalam pekerjaan
perancangan dan evaluasi sistem informasi konseptual seluruh perusahaan.
Subsistem
audit internal sama dengan subsistem penelitian pemasaran dan subsistem teknik
industri, yakni bahwa mereka ini dirancang untuk melakukan studi khusus
mengenai operasi perusahaan. Auditor intemal hams memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan. Ini
rneliputi pemahaman kornputer dan informasi, selain kemampuan auditing standart
yang dimilikinya. Mungkin kebalikan dari apa yang anda perkiakan, bahwa auditor
internal tidak selalu hams dari lulusan perguruan tinggi jurusan accounting,
namun mereka yang bekeja di auditing bisa dari berbagai macam disiplin ilmu.
Kondisi ini, dan dengan adanya kenyataan hahwa sistem bisnis bersifat sangat
kompleks, menyebabkan auditor intemal hatus setidaknya menjalani training
sekitar empat tahun. Semuanya ini dimaksudkan agar auditor intemal, sperti
halnya spesialis informasi, dapat memberikan kontribusi yang beragam terhadap
proyek sistem berdasarkan disiplin ilmunya dan berdasarkan pengalamannya.
Mungkin tingkat kontribusi auditor ini bisa dipengamhi oleh sikap manajemen
puncak. Jika manajemen melihat auditor hanya sebagai anjing pengawas yang misi
utamanya mendeteksi kelemahan yang terhadap sistem yang telah diinstal, rnaka
kontribusinya akan sedikit. Sebaliknya, bila manajemen melihatnya secara
posotif yaitu bahwa ia dapat memberikan masukan atau pengaruh kepada selumh siklus hidup CBIS, maka tingkat
kontribusinya akan tinggi.
Auditor
internal, seperti halnya insinyur industri, biasanya hanya terbatas melakukan
aktivitas internal. Namun demikian, ada pemikiran diantara internal, bahwa mereka
seharusnya lebih rnernberikan perhatian pada lingkungan. Dengan lebih banyak
melihat lingkungan pemsahaan, auditor akan perspektif yang lebih luas untuk
rnernperhatikan sistem pemsahaan dan ia dapat lebih mempunyai peran dalam tugas
konsultasinya. Selama ini tak ada tanda yang menunjukkan bahwa auditor
internal telah memiliki perspektif yang lebih luas tersebut. Namun, untuk
mencapai pola yang telah kita terapkan, yaitu sejauh mana CBIS sehamsnya
berfungsi, kita telah menyertakan input lingkungan ke dalam subsistern auditing
internal.
·
Jenis Audit
Auditor dibagi menjadi dua jenis yaitu :
1.
Auditor Ekternal : Auditor yang
bekerja untuk kantor akuntansi publik. Biasanya terdapat pada perusahaan kecil.
2.
Auditor Internal : Auditor yang
dimiliki sendiri oleh perusahaan. Biasanya pada perusahaan besar mempunyai staf
ini sendiri.
·
Jenis-jenis Audit Internal :
1. Audit Keuangan
Menguji
akurasi catatan keuangan perusahaan. Audit keuangan melakukan verifikasi terhadap keakurangan record perusahaan
dan merupakan jenis aktivitas yang dilakukan oleh auditor eksternal. Auditor
internal juga melakukan audit keuangan khusus terpisah dari apa yang dilakukan
oleh auditor ekstemal, atau dapat beketja sama dengan eksternal.
2.
Audit
Operasional
Bertugas memeriksa efektivitas prosedur. Audit operasional tidak dilakukan untuk memverifikasi
keakuratan record, namun untuk memvalidasi (mensyahkan) efektivitas prosedur.
Sistem yang dipelajari hampir semuanya bersifat konseptual, bukannya fisik, dan
mungkin melibatkan atau tidak melibatkan penggunaan komputer. Dilakukan
oleh analis sistem selama tahap analis dari siklus hidup sistem.
3.
Audit
Kesesuaian
Bertugas memeriksa efektivitas prosedur secara berkelanjutan. Kesesuaian, merupakan lanjutan dari kegiatan audit
oprasianal. Audit kesesuaian akan berlanjut terus, sehingga prosedur di
perusahaan akan terus berajalan dengan baik.
Audit persetujuan (Kesesuaian) adalah sama dengan audit
operasional kecuali bahwa audit persetujuan bersifat keluar. Sebagai contoh, auditor internal bisa secara random
menentukan pekerja dan secara perorangan para pekerja diberi cek pembayaran,
dan bukannya rnenggunakan pengiriman. Hal ini rnemastikan bahwa nama pada
sistem penggajian menggambarkan pekerja yang sebenarnya dan bukannya hanya
entri fktif yang dibuat oleh supervisor yang bertanggung jawab, yang hanya
ingin mendapat bagian dari pembayaran tersebut.
4.
Rancangan
sistem pengendalian Internal
Rancangan sistem pengendalian Internal merupakan rencana untuk pelaksanaan audit-audit agar
berjalan lebih baik. Auditor
internal berpartisipasi aktif dalam pengembangan sistem. Dalam
auditing operasional dan persetujuan, auditor internal mempelajari sistem yang
telah ada. Namun, tak heran kenapa auditor harus menunggu sampai suatu sistem
diimplementasikan, sehingga ia tak dapat
memberikan masukan terhadap pemasangan sistem itu. Salah satu alasannya adalah
akan lebih terlalu mahal untuk rnengoreksi kesalahan sistem pada waktu sistem
itu telah diimplementasikan dari pada melakukan koreksi kepadanya selama waktu
perancangan. Alasan yang lebih penting lagi adalah adanya kenyataan bahwa
auditor intemal dapat menyumbangkan keahliannya untuk meningkatkan kualitas
sistem tersebut.
c. Sub sistem Intelijen Keuangan
Sub sistem Intelijen Keuangan bertugas mengidentifikasi sumber-sumber terbaik bagi modal tambahan dan investasi
terbaik bagi kelebihan dana. Sub sistem Intelijen Keuangan digunakan
untuk mengidentifikasikan sunber – sumber terbaik modal tambahan dan investasi
terbaik. Informasi yang diperoleh berasal dari dua pihak, yakni Pemegang saham
dan masyarakat keuangan.
Subsistem
inteligensi keuangan mengumpulkan data dari masyarakat keuangan, yaitu bank,
agen pemerintah, pasar pengaman, dan sebagainya. Subsistem ini memonitor denyut
nadi ekonomi nasional dan memberikan informasi kepada eksekutif perusahaan dan
analis keuangan mengenai trend yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan.
Dalam beberapa tahun yang lalu, lingkungan yang dimonitor subsistem ini telah
meluas dari lingkup nasional menjadi internasional.
2.4 Sub Sistem Output
a. Sub Sistem Peramalan
Sub Sistem Peramalan
bertugas memproyeksikan aktivitas perusahaan untuk jangka waktu sampai sepuluh
tahun atau lebih. Aktivitas
tahun yang akan datang terutama dipengangaruhi oleh permintaan pasar dan
hambatan internal, seperti besarnya kapasitas produksi, dan keuangan yang ada. Bila jangka waktu
peramalan tersebut diperpanjang, maka pengaruh lingkungan
meningkat. Perubahan kebutuhan konsumen harus diantisipasi, seperti halnya
mengantisipasi iklim ekonomi. Model
peramalan telah dikembangkan, yang meliputi data internal dan lingkungan. Data
ini akan memberikan dasar bagi perencanaati jangka pendek dan jangka panjang.
Model ini berfungsi sebagai alat DSS untuk memecahkan masalah yang menjadi
kurang terstruktur karena adanya perpanjangan jangka waktu perencanaan. Sistem
Peramalan, merupakan salah satu kegiatan matematis tertua dalam bisnis.
Ada berbagai
macam teknik peramalan yang dapat digunakan untuk melihat masa depan.
Perusahaan biasanya akan menggunakan kombiiasi dari beberapa teknik, dengan
mencari prediksi masa depan yang paling baik. Sebagian besar
teknik tersebut bersifat informal dan sangat tergantung pada pengetahuan,
pertimbangan, dan intuisi manajer. Teknik yang lain menggunakan metode
kuantitatif. Metode kuantitatif telah lama digunakan untuk peramalan sebelum ia
doterapkan untuk bidang lain dalam operasi perusahaan.
· Fakta Dasar
Peramalan
Sebelum kita
membahas cara melakukan peramalan, kita harus mengetahui bahwa:
o Semua peramalan merupakan proyeksi dari masa
lalu
Dasar terbaik
untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa datang adalah dengan melihat
apa yang telah terjadi di masa lampau. Semua jenis peramalan mengikuti
pendekatan atau cara ini. Inilah mengapa data accounting begitu penting untuk
peramalan; yaitu ia memberikan dasar historis.
o Semua peramalan adalah
keputusan semi terstruktur
Keputusan
peramalan adalah contoh jenis semi terstruktur yang tepat, yang diberikan oleh
DSS. Keputusan didasarkan pada beberapa variabel yang dapat diukur dan beberapa
variabel yang tak dapat
diukur.
o Tidak ada peramalan yang
sempurna.
Paket
peramalan mainframe yang canggih pun tidak dapat diharapkan memberikan keakuratan
prediisi 100 persen.
· Metode
Peramalan
o Metode Kuantitatif
Bagian
keputusan terstruktur dapat ditangani dengan metode kuantitatif yang
berjangkauan dari yang paling sederbana sampai yang sangat kompleks. Salah satu
teknik yang tetap populer selama dua puluh lima tahun atau lebih adalah
regresi. Ia melibatkan hubungan aktivitas yang menjadi ramalan, seperti
penjualan, dengan beberapa aktivitas lainnya, seperti jumlah tenaga penjual.
o Metode Non Kuantitatif
Pendekatan
non-kuantitatif tidak melibatkan penghitungan data. Manajer melakukan
penalaran, seperti, "Kami menjual dua ribu unit pada tahun la1u dan kami
harus dapat meningkatkan penjualan tersebut. Maka, saya pikir kami akan menjual dua ribu lima ratus pada
tahun yang akan datang." Ramalan seperti ini hanya mempunyai sedikit dasar
atau bahkan tidak sama sekali, atau ramalan tersebut dapat dihasilkan dari
pengalaman penglihatan bisnis yang telah bertahun-tahun. Banyak manajer yang
dapat melakukan pendekatan non-kuantitatif ini dengan sangat baik. Beberapa perusahaan
telah menetapkan sistem formal yang mencakup metode kuantitatif. Ada tiga
metode, yaitu konsensus panel Delphi dan Rapat elektronik :
1.
Tehnik
Konsensus Panel
Teknik konsensus panel terdiri atas
kelompok ahli yang secara terbuka membahas faktor yang berhubungan dengan masa
depan dan melakukan sebuah proyeksi yang didasarkan pada input kombinasi.
2.
Metode
Delphi
Metode Delphi melibatkan
sekelompok ahli yang tidak bertemu secara perorangan, namun mereka memberikan
respon kepada serangkaian quesioner yang dibuat oleh seorang koordinator.
Setiap putaran kuesener menggabungkan input dari putaran sebelumnya. Dengan
demikian, sedikit demi sedikit isinya tersaring terus.
3.
Rapat
elektronik
Rapat elektronik dilakukan para ahli membahas faktor-faktor penunjang masa depan
menggunakan bantuan berupa alat elektronik.
b. Sub Sistem Manajemen Dana
Subsistem
Manajemen Dana bertugas mengatur / mengelola arus uang. Subsistem manajemen dana menggunakan proyeksi aktivitas
perusahaan untuk menentukan arus uang masuk dan keluar perusahaan. Manajer
dapat mensimulasi beberapa strategi yang dirancang untuk mencapai keseimbangan
yang terbaik mengenai arus masuk dan arus keluar selama jangka waktu yang akan datang, misalnya
tahun yang akan datang, misalnya tahun yang akan datang.
Arus yang seimbang
mengurangi kebutuhan yang tidak penting mengenai modal operasi pinjaman yang
tidak diperlukan dan meningkatkan perolehan kembali dana surplus yang
diinvestasikan. Model cash flow dapat dibuat dengan menggunakan bahasa
prosedur, bahasa pemodelan, bahasa generasi keempat atau menggunakan
spreadsheet elektronik. Ini merupakan bidang yang cocok untuk penerapan expert
system. Kita telah mengetahui bahwa fungsi keuangan menggambarkan
arus uang dalam perusahaan. Subsistem
manajemen dana adalah bagian dari sistem informasi keuangan yang mempunyai
pengaruh yang sangat kuat pada arus tersebut.
c. Subsistem Pengendalian
Penggunaan dana yang ada dikendalikan oleh subsistem pengendalian. Subsistem ini
terutama terdiri atas program yang menggunakan data yang dikumpulkan oleh
subsistem pemrosesan data, guna untuk menghasilkan laporan yang menunjukkan
bagaimana uang tersebut digunakan. Laporan tersebut biasanya membandingkan
penampilan keuangan yang sebenarnya dengan anggaran. Sementara bisnis lebih
menjadi kompetitif dan biaya operasi meningkat, maka dibutuhkan penampilan
anggaran yang baik. Subsistem pengontrolan memungkinkan manajer untuk aktivitas
pengontrolan biaya.
Ada lebih banyak software aplikasi tertulis untuk bidang
keuangan yang telah dikembangkan dari pada untuk bidang yang lain. Software
tersebut kebanyakan berupa paket pemrosesan data, seperti payroll (penggajian),
inventarisasi, dan count receivable.
Sistem informasi keuangan memberikan informasi dalam tiga
bentuk utama yaitu laporan berkala, laporan khusus, dan hasil simulasi
matematis. Yang penting dari fasilitas output ini adalah bahwa ia digunakan
oleh perorangan dan organisasi di luar maupun di dalam pemsahaan. Pemegang
saham perusahaan, anggota masyarakat keuangan, pemerintah, dan pemasok
membutuhkan jenis informasi untuk menjelaskan kondisi keuangan perusahaan yang
berbeda-beda. Juga, sebagian informasi keuangan ditujukan kepada kelompok dan
organisasi yang belum pernah dan belum akan diasosiaslkan dengan pemsahaan
secara langsung, yaitu keamanan, pendidik, dan investor yang potensial.
Anggaran
operasional adalah sejumlah uang yang tersedia untuk digunakan dalam memenuhi
tujuan operasional.
· Proses pembuatan anggaran:
1.
Pendekatan
dari atas ke bawah (pendekatan
top-down)
Bila dilakukan pendekatan top-down, eksekutif pemsahaan
menentukan jumlah anggaran yang kemudian penentuannya dibebankan kepada tingkat
di bawahnya. Rasionalisasi pelaksanaan pendekatan ini adalah bahwa eksekutif
mempunyai pemahaman yang paling baik mengenai tujuan jangka panjang perusahaan
dan dapat mengalokasikan dana yang dapat digunakan oleb perusahaan untuk
mencapai tujuan tersebut. Namun demikian, anggaran seperti itu mungkin
dipandang oleb manajer tingkat bawah sebagai tujuan yang tidak realistis
2.
Pendekatan
dari bawah ke atas (pendekatan
bottom-up)
Bila dilakuka pendekatan bottom-up, proses penyusunan
anggaran dimulai dari tingkat organisasional paling bawah dan naik ke atas. Logikanya
adalah bahwa orang yang berada pada tingkat bawah adalah yang paling dekat
dengan tindakan dan paling dapat menentukan kebutuhan sumbemya. Namun demikian,
log'ia ini biasanya tidak dapat diterima
oleh eksekutif perusahaan, karena manajer tingkat bawah ini mungkin
akan meminta anggaran dalam jumlah yang tidak realistis.
3.
Pendekatan
partisipasi
Karena adanya kelemahan dari pendekatan top-down dan bottom-up tersebut, maka yang paling
umum dilakukan adalah proses penyusunan
anggaran partisipatif. Yaitu, orang yang akan menerima dana turut
ambil bagian dalam penyusunan jumlah dana tersebut. Ini adalah pendekatan give and
take, yakni
bahwa manajer pada berbagai tingkat melakukan negoisasi untuk menyusun anggaran
agar semuanya mendapatkan kepuasan. Manajer tingkat menengah berperan pokok
dalam proses ini, yaitu dengan memberikan pandangan jangka panjang kepada
eksekutif dan memberikan pandangan mengenai kehutuhan jangka pendek bagi
manajer tingkat bawah.
Anggaran operasi untuk sebuah unit, seperti departemen
atau divisi, terdiri atas jumlah untuk tiap item pengeluaran pokok (gaji,
telepon, sewa, pemasok, dan sebagainya). Item pengeluaran ini biasanya
dialokasikan per bulan sepanjang tahun fiskal agar sesuai dengan tingkat
fluktuasi aktivitas. Setiap manajer yang mempunyai tanggung jawab anggaran ini
menerima laporan bulanan, yang menunjukkan pengeluaran sebenamya dari tiap unit
dibandingkan dengan anggaran .
Laporan ini biasanya mempunyai dampak yang besar pada
manajer. Dalam beberapa perusaham, rencana kompensasi manajemen sebagian
didasarkan pada penampilan anggaran. Mungkin perusahaan akan memberikan bonus
jika penampilannya tidak melenceng dari anggaran. Tujuannya adalah untuk
memenuhi jumlah keseluruhan yang dianggarkan selama setahun. Manajer bekerja
untuk mencapai tujuan tersebut dengan cara melakukan monitoring terhadap
laporan bulanan dan merespon varian yang melenceng. Teknik drill-down dapat
dijadikan cara yang efektif untuk mendapatkan varian secara lebih lengkap.
2.5
Sistem Informasi Keuangan pada Perusahaan Listrik Negara
(PLN)
Bagian Keuangan
PT.PLN Persero pada pelaksanaan tugasnya sebagian dilakukan secara manual dalam
perhitungan dan pencatatan jurnal dan sebagian menggunakan tools seperti
Microsoft Office Excel sehingga acuan terhadap efektifitas kinerja, baik
dalam perhitungan keuangan maupun dalam pencatatan data keuangan yang belum
tercapai sepenuhnya. Untuk itu Solusi yang diusulkan untuk menangani
masalah-masalah yang ada di bagian keuangan PT. PLN yaitu dibangunnya sebuah aplikasi yang dapat
menangani proses pemasukan, pengeluaran dan perhitungan uang yang ada di PT.
PLN, untuk menghasilkan laporan keuangan yang cepat dan akurat.
a.
Analisis Prosedur yang Berjalan
Setelah diadakan pengamatan terhadap
sistem yang sedang berjalan dengan menganalisis dokumen dari sistem manual yang
sedang berjalan. Dari dokumen tersebut diperoleh beberapa prosedur dalam pengolahan
data keuangan diantaranya sebagai berikut:
o
Prosedur pembuatan
Kas Pendapatan.
o
Prosedur pembuatan
Bank Pendapatan
o
Prosedur pembuatan
Kas Pembiayaan PPJU
o
Prosedur pembuatan
Bank Pembiayaan PPJU
o
Prosedur pembuatan
Kas Pembiayaan Operasional.
o Prosedur pembuatan Bank Pembiayaan Operasional.
o Prosedur pembuatan Rekap Buku Harian Kas Pendapatan (Poucer)
o Prosedur pembuatan Rekap Buku Harian kas Pendapatan berdasarkan
pengelompokan
o Prosedur pembuatan Rekap Buku Harian Kas Pendapatan.
b.
Prosedur Pembuatan Kas Pendapatan
Prosedur pembuatan Kas Pendapatan merupakan pencatatan pendapatan
berdasarkan laporan-laporan pendapatan dari Unit Pelayanan Prima kepada bagian
keuangan perharinya. Proses yang terlibat
dalam prosedur pembuatan Kas Pendapatan perhari PT.PLN adalah sebagai berikut:
1.
Bagian Unit
Pelayanan Prima memberikan laporan-laporan pendapatan keuangan kepada Bagian
Keuangan.
2.
Bagian keuangan
mencatat laporan-laporan pendapatan keuangan ke dalam komputer menggunakan Microsoft Excel.
3.
Laporan-laporan
pendapatan keuangan yang telah diolah kemudian dicetak menjadi laporan Kas
Pendapatan oleh Bagian Keuangan.
4.
Hasil laporan Kas
Pendapatan kemudian diarsipkan oleh Bagian Keuangan.
c.
Prosedur Pembuatan Bank Pendapatan
Prosedur pembuatan Bank Pendapatan merupakan pencatatan keuangan
berdasarkan hasil laporan Kas Pendapatan perhari. Proses yang terlibat dalam prosedur pembuatan Bank Pendapatan di
Bagian Keuangan PT.PLN perharinya adalah sebagai berikut:
1.
Bagian Keuangan membuat
laporan Bank Pendapatan berdasarkan laporan Kas Pendapatan.
2.
Setelah laporan Kas
Pendapatan dibuat kemudian laporan Kas Pendapatan diarsipkan oleh Bagian
Keuangan.
d.
Prosedur Pembuatan Kas
Pembiayaan PPJU (Pajak Penerangan Jalanan Umum)
Prosedur pembuatan Kas Pembiayaan PPJU merupakan pencatatan
pendapatan berdasarkan laporan-laporan pendapatan dari Unit Pelayanan Prima
kepada bagian keuangan khusus pendapatan dari pembiayaan PPJU perharinya. Proses yang terlibat dalam prosedur pembuatan Kas pembiayaan PPJU
PT.PLN perharinya adalah sebagai berikut:
1.
Bagian Unit
Pelayanan Prima memberikan laporan pendapatan keuangan hasil pembiayaan PPJU
kepada Bagian Keuangan.
2.
Bagian keuangan
mencatat laporan pendapatan keuangan hasil pembiayaan PPJU ke dalam komputer menggunakan Microsoft Excel.
3.
Laporan pendapatan
keuangan hasil pembiayaan PPJU yang
telah diolah kemudian dicetak menjadi laporan Kas pembiayaan PPJU oleh Bagian
Keuangan.
4.
Hasil laporan Kas
Pembiayaan PPJU kemudian diarsipkan oleh Bagian Keuangan.
e.
Prosedur Pembuatan Bank
Pembiayaan PPJU (Pajak Penerangan Jalanan Umum)
Prosedur pembuatan Bank Pendapatan merupakan pencatatan keuangan
berdasarkan hasil laporan Kas Pendapatan perharinya. Proses yang terlibat dalam prosedur pembuatan Bank Pembiayaan di
Bagian Keuangan PT.PLN perhari adalah sebagai berikut:
1.
Bagian Keuangan
membuat laporan Bank Pembiayaan PPJU berdasarkan laporan Kas Pembiayaan PPJU.
2.
Setelah laporan Kas
Pembiayaan PPJU dibuat kemudian laporan Kas Pembiayaan PPJU diarsipkan oleh
Bagian Keuangan.
f.
Prosedur Pembuatan Kas
Pembiayaan Oprasional
Prosedur pembuatan Kas Pembiayaan Oprasional merupakan pencatatan
pengeluaran keuangan berdasarkan laporan-laporan langsung dari pemohon kepada
bagian keuangan. Proses yang terlibat
dalam prosedur pembuatan Kas pembiayaan Oprasional PT.PLN adalah sebagai
berikut:
1.
Pemohon memberikan
laporan-laporan pembiayaan oprasional kepada bagian keuangan
2.
Bagian keuangan
mencatat laporan-laporan pembiayaan oprasional ke dalam komputer menggunakan Microsoft Excel.
3.
Laporan-laporan
pembiayaan oprasional yang telah diolah kemudian dicetak menjadi laporan Kas
Pembiayaan Oprasional oleh Bagian Keuangan.
4.
Hasil laporan Kas
Pembiayaan Oprasional kemudian diarsipkan oleh Bagian Keuangan.
g.
Prosedur Pembuatan Bank
Pembiayaan Oprasional
Prosedur pembuatan
Bank Pendapatan merupakan pencatatan keuangan berdasarkan hasil laporan Kas
Pendapatan. Proses yang terlibat dalam prosedur pembuatan Bank Pembiayaan
Oprasional di Bagian Keuangan PT.PLN adalah sebagai berikut:
1.
Bagian Keuangan
membuat laporan Bank Pembiayaan Oprasional berdasarkan laporan Kas Pembiayaan
Oprasional.
2.
Setelah laporan Kas
Pembiayaan Oprasional dibuat kemudian laporan Kas pembiayaan Oprasional
diarsipkan oleh Bagian Keuangan.
h.
Prosedur
Pembuatan Rekap Buku Harian Kas Pendapatan (Poucer)
Prosedur pembuatan
Rekap Buku Harian Kas Pendapatan merupakan pencatatan pendapatan harian dari
awal bulan hingga akhir bulan. Rekap Buku Harian Kas Pendapatan dibuat
berdasarkan laporan-laporan Bank Pendapatan. Proses yang terlibat dalam prosedur pembuatan Rekap Buku Harian Kas
Pendapatan PT.PLN adalah sebagai berikut:
1.
Bagian Keuangan
membuat laporan Rekap buku Harian Kas Pendapatan berdasarkan laporan-laporan
bank pendapatan.
2.
Setelah laporan
Rekap Buku Harian Kas Pendapatan dibuat kemudian laporan Rekap Buku Harian Kas
diarsipkan oleh Bagian Keuangan.
i.
Prosedur
Pembuatan Rekap Buku Harian Kas Pendapatan
Prosedur pembuatan
Rekap Buku Harian Kas Pendapatan merupakan pencatatan pendapatan harian dari
awal bulan hingga akhir bulan. Rekap Buku Harian Kas Pendapatan dibuat
berdasarkan laporan-laporan Kas Pendapatan. Proses yang terlibat dalam prosedur pembuatan Rekap Buku Harian Kas
Pendapatan PT.PLN adalah sebagai berikut:
1.
Bagian Keuangan
membuat laporan Rekap buku Harian Kas Pendapatan berdasarkan laporan-laporan
Kas Pendapatan.
2.
Setelah laporan
Rekap Buku Harian Kas Pendapatan dibuat kemudian laporan Rekap Buku Harian Kas
diarsipkan oleh Bagian Keuangan.
j.
Prosedur
Pembuatan Rekap Buku Harian Kas Pendapataan berdasarkan pengelompokan
Prosedur pembuatan
Rekap Buku Harian Kas Pendapatan berdasarkan merupakan pencatatan pendapatan
harian dari awal bulan hingga akhir bulan berdasarkan pengelompokan pendapatan.
Rekap Buku Harian Kas Pendapatan berdasarkan pengelompokan dibuat berdasarkan
laporan-laporan Kas Pendapatan. Proses yang terlibat
dalam prosedur pembuatan Rekap Buku Harian Kas Pendapatan berdasarkan
pengelompokan PT.PLN adalah sebagai berikut:
1.
Bagian Keuangan
membuat laporan Rekap buku Harian Kas Pendapatan berdasarkan pengelompokan
dengan sesuai dengan laporan-laporan kas pendapatan.
2.
Setelah laporan
Rekap Buku Harian Kas Pendapatan berdasarkan pengelompokan dibuat kemudian
laporan Rekap Buku Harian Kas berdasarkan pengelompokan diarsipkan oleh Bagian
Keuangan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Sistem Informasi
Keuangan adalah sistem informasi (subsistem dari CBIS) yang memberikan
informasi kepada orang atau kelompok baik di dalam perusahaan maupun di luar
perusahaan mengenai masalah keuangan perusahaan. Informasi yang diberikan
disajikan dalam bentuk laporan khusus, laporan periodik, hasil dari simulasi
matematika, saran dari sistem pakar, dan komunikasi elektronik.
Sistem
Informasi Akuntansi bertugas menyediakan data
akuntansi yang berupa catatan mengenai segala sesuatu yang terjadi dalam
perusahaan. Auditor adalah orang
yang bertugas memeriksa catatan
akuntansi untuk menguji kebenarannya. Auditor intemal adalah pekerja dalam perusahaan, yang biasanya terlibat dalam pekerjaan
perancangan dan evaluasi sistem informasi konseptual seluruh perusahaan. Sub
sistem Intelijen Keuangan bertugas mengidentifikasi sumber-sumber terbaik bagi
modal tambahan dan investasi terbaik bagi kelebihan dana. Sub Sistem Peramalan
bertugas memproyeksikan aktivitas perusahaan untuk jangka waktu sampai sepuluh
tahun atau lebih. Subsistem
Manajemen Dana bertugas mengatur / mengelola arus uang. Penggunaan dana yang ada dikendalikan oleh subsistem pengendalian
Bagian Keuangan
PT.PLN Persero pada pelaksanaan tugasnya sebagian dilakukan secara manual dalam
perhitungan dan pencatatan jurnal dan sebagian menggunakan tools seperti
Microsoft Office Excel sehingga acuan terhadap efektifitas kinerja, baik
dalam perhitungan keuangan maupun dalam pencatatan data keuangan yang belum
tercapai sepenuhnya. Untuk itu Solusi yang diusulkan untuk menangani
masalah-masalah yang ada di bagian keuangan PT. PLN yaitu dibangunnya sebuah aplikasi yang dapat
menangani proses pemasukan, pengeluaran dan perhitungan uang yang ada di PT.
PLN, untuk menghasilkan laporan keuangan yang cepat dan akurat. Setelah diadakan pengamatan terhadap sistem yang sedang berjalan
dengan menganalisis dokumen dari sistem manual yang sedang berjalan. Dari
dokumen tersebut diperoleh beberapa prosedur dalam pengolahan data keuangan
diantaranya sebagai berikut:
o Prosedur pembuatan Kas Pendapatan.
o Prosedur pembuatan Bank Pendapatan
o Prosedur pembuatan Kas Pembiayaan PPJU
o Prosedur pembuatan Bank Pembiayaan PPJU
o Prosedur pembuatan Kas Pembiayaan Operasional.
o Prosedur pembuatan Bank Pembiayaan Operasional.
o Prosedur pembuatan Rekap Buku Harian Kas Pendapatan (Poucer)
o Prosedur pembuatan Rekap Buku Harian kas Pendapatan berdasarkan
pengelompokan
o Prosedur pembuatan Rekap Buku Harian Kas Pendapatan.
DAFTAR PUSTAKA
Sutabri, Tata. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta : Andi
No comments:
Post a Comment