2.1
Konsep Lembaga Pemerintahan
Lembaga negara
adalah lembaga pemerintahan atau "Civilizated Organization" Dimana
lembaga tersebut dibuat oleh negara , dari negara, dan untuk negara dimana
bertujuan untuk membangun negara itu sendiri. Untuk memahami
pengertian lembaga atau organ negara secara lebih dalam, kita dapat
mendekatinya dari pandangan Hans Kelsen mengenai the concept of the
State-Organ dalam bukunya General Theory of Law and State. Hans Kelsen
menguraikan bahwa “Whoever fulfills a function determined by the legal
order is an organ”. Siapa saja yang menjalankan suatu fungsi yang
ditentukan oleh suatu tata-hukum (legal order) adalah suatu organ.
Artinya, organ negara itu tidak
selalu berbentuk organik. Di samping organ yang berbentuk organik, lebih luas
lagi, setiap jabatan yang ditentukan oleh hukum dapat pula disebut organ,
asalkan fungsi-fungsinya itu bersifat menciptakan norma (normcreating)
dan/atau bersifat menjalankan norma (norm applying). “These
functions, be they of a norm-creating or of a norm-applying character, are all
ultimately aimed at the execution of a legal sanction”
Menurut Kelsen, parlemen yang
menetapkan undang-undang dan warga negara yang memilih para wakilnya melalui
pemilihan umum sama-sama merupakan organ negara dalam arti luas. Demikian pula
hakim yang mengadili dan menghukum penjahat dan terpidana yang menjalankan
hukuman tersebut di lembaga pemasyarakatan, adalah juga merupakan organ
negara. Pendek kata, dalam pengertian yang luas ini, organ negara itu identik
dengan individu yang menjalankan fungsi atau jabatan tertentu dalam konteks
kegiatan bernegara. Inilah yang disebut sebagai jabatan publik atau jabatan
umum (public offices) dan pejabat publik atau pejabat umum (public
officials).
2.1.1
Tugas Lembaga Negara
Tugas umum lembaga negara antara lain :
d) Menjadi sumber insipirator
dan aspirator rakyat
f) Membantu menjalankan roda pemerintahan
negara
2.1.2 Lembaga Negara-Negara
Lembaga negara-negara artinya
adalah lembaga yang anggotanya terdiri dari beberapa negara dan mempunyai
fungsi menjaga kestabilan anggota-anggotanya . Dan Menciptakan suatu kerja sama
regional antar negara anggota baik bilateral dan multiteral sehingga tercipta
hubungan simbiosis mutualisme antar negara anggota contoh lembaga negara-negara
adalah
1. PBB Perserikatan bangsa-bangsa terdiri dari banyak negara
di seluruh dunia dan berfungsi menjaga kestabilan politik , ekonomi , pangan ,
dan keamanan di seluruh dunia
2. NATO Terdiri dari negara-negara superpower gabungan antara
eropa dan amerika seperti amerika serikat , inggris dan rusia bertugas menjaga
keamanan dan meningkatkan hubungan kerja sama regional antar amerika-eropa.dalam
kenyataannya lebih bertugas menjaga keamanan di seluruh dunia atau bisa disebut
juga "polisi dunia"
3. ASEAN Association of South East Asia Nation adalah badan /
lembaga negara-negara yang beranggotakan negara - negara di asia tenggara yang
bertugas menjaga dan meningkatkan hubungan dan keharmonisan baik di bidang
politik , sosial , budaya , ekonomi
2.1.3 Persoalan yang Terjadi tentang
Lembaga Negara
a) Seringkali lembaga negara disalahartikan
sebagai alat politik dan militer salah satu contohnya nato , nato dijadikan
dalih uni eropa dan amerika sebagai alat militer untuk menyerang negara-negara
timur tengah guna memonopoli minyaknya.Namun begitu , Nato mempunyai peran yang
besar karena juga menjaga stabilitas ekonomi dunia.
b) Ada juga jika terjadi suatu
peperangan atau pertikaian dan konflik maka negara anggota suatu lembaga negara
negara akan dibela sedangkan yang bukan akan dimusuhi atau dikenai sanksi
c) Seringkali PBB bukan menjadi
perserikatan bangsa-bangsa akan tetapi amerika justru yang lebih mendominasi
karena amerika merupakan salah satu pendiri pbb dan penyokong dana pbb oleh
karena itu amerika bebas untuk melakukan intervensi kepada negara-negara yang
sedang terjadi pertikaian dan bebas untuk menjatuhkan sanksi atau menyerang
negara-negara yang dianggap membangkang / keluar dari jalur pbb
2.2 Risiko dibalik Akuisisi Bank
Anggota Komisi XI DPR, Paskah Suzetta mengingatkan
pemerintah tentang risiko yang mungkin timbul dalam proses akuisisi pada bank
jangkar nantinya. Sebagaimana diberitakan, BI menyarankan bank-bank kecil untuk
meleburkan diri ke dalam bank jangkar. Bank Jangkar itu sendiri adalah istilah
bagi bank yang dianggap layak untuk mengakuisisi bank lain.
Paskah mencermati adanya beberapa risiko yang harus
diantisipasi oleh pemerintah. Misalnya risiko yang dapat timbul selama proses
integrasi antara bank jangkar dengan bank yang diakuisisi. Kendala terbesar
yang mungkin terjadi adalah pada pemilik dan karyawan bank yang menjadi target
akuisisi. Dengan adanya akuisisi, pemilik bank akan kehilangan kepemilikan
mayoritas. Di sisi lain, pasca akuisisi besar kemungkinan terjadi PHK yang
berpotensi menimbulkan gejolak.
Risiko lainnya adalah yang dihadapi oleh Lembaga
Penjamin Simpanan (LPS) dan Bank Indonesia (BI). Bila keadaan bank semakin besar dan kemudian terjadi persoalan pada
bank tersebut, ini akan menjadi dilema bagi BI. Pasalnya, BI bisa saja terjebak
antara memilih upaya penyelamatan bank tersebut, atau berupaya menyelamatkan
simpanan nasabah. Sebagaimana diketahui, fungsi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
dilaksanakan oleh suatu badan hukum publik yang independen. Namun pada awal
pendiriannya, pembiayaan LPS didukung oleh pemerintah dan bank sentral. Kondisi
semacam ini pernah dialami Federal Deposit Insurance Company di Amerika.
Meskipun demikian, Paskah tidak menampik bahwa
adanya bank jangkar nanti akan memperbaiki kinerja perbankan nasional. Sedangkan
Deputi Gubernur BI Terpilih, Siti Chalimah Fadjrijah mengatakan bahwa kriteria
bank jangkar akan disampaikan pada akhir Juni nanti. Dia belum mau berkomentar
lebih banyak, mengenai 15 bank yang diisukan akan ditunjuk sebagai bank
jangkar. 15 bank yang disebut itu kan bank yang (total asetnya, red) di atas Rp
10 triliun. Ya bank-bank besar itu,
tandasnya. Di sisi lain, Sigit Pramono, Direktur Utama Bank Nasional Indonesia
(BNI) berpendapat, di luar konsep bank jangkar, maka merger dan akuisisi tetap
harus diupayakan untuk mengakselerasi konsolidasi perbankan nasional.
Menurutnya, bank yang kuat dan berkinerja baik,
karena memiliki kemampuan mengantisipasi risiko dan daya saing yang tinggi.
Untuk mencapai hal itu, merger dan akuisisi yang dinilainya sebagai
solusi. Merger adalah usulan yang paling realistis. Bila tidak bank-bank
akan semakin kerdil mengahadapi persaingan dengan asing, demikian Sigit.
2.3
Enterprise Risk Management
Entitas
pemerintah saat ini menghadapi lebih banyak risiko untuk tujuan organisasi
mereka dari sebelumnya. Dengan pendanaan meningkat karena bailout ekonomi dan
stimulus federal, ada tantangan baru dan unik yang dihadapi instansi pemerintah
dan pengawasan publik lebih besar tentang bagaimana lembaga pemerintah
mengelola tantangan-tantangan. Banyak orang menganggap ERM
sebagai program hanya sesuai untuk perusahaan, namun pada intinya hal itu hanya
sebuah proses dengan menggunakan pendekatan top-down untuk melihat risiko di
seluruh organisasi, terlepas dari jenis organisasi.
Cara terbaik
bagi lembaga pemerintah untuk mulai ERM adalah dengan
diskusi antara karyawan tingkat tertinggi tentang risiko terbesar badan
menghadap dan bagaimana mereka dikelola. Dengan cara ini, risiko-risiko utama
dapat dikaitkan dengan strategi misi kritis dan driver risiko tersebut dapat
diidentifikasi. Manajemen akan dapat memanfaatkan informasi ini untuk mengatur
dan peringkat risiko yang paling penting untuk dipertimbangkan.
2.4
Politik Risiko
Risiko
politik adalah jenis risiko
yang dihadapi oleh investor
, perusahaan
, dan pemerintah
. Ini adalah risiko yang dapat dipahami dan dikelola dengan pandangan ke depan
beralasan dan investasi. Secara umum, risiko politik mengacu pada bisnis
komplikasi dan pemerintah mungkin menghadapi sebagai akibat dari apa yang
sering disebut sebagai politik-keputusan atau "perubahan politik yang
mengubah hasil yang diharapkan dan nilai dari sebuah tindakan ekonomi yang
diberikan dengan mengubah kemungkinan untuk mencapai bisnis tujuan. ". Politik
risiko yang dihadapi oleh perusahaan dapat didefinisikan sebagai "risiko,
kerugian keuangan strategis, atau personil bagi sebuah perusahaan karena faktor
non-pasar seperti kebijakan makro ekonomi dan sosial (fiskal, moneter,
perdagangan, investasi, industri, pendapatan, tenaga kerja, dan perkembangan),
atau kegiatan yang terkait dengan ketidakstabilan politik ( terorisme
, kerusuhan, kudeta, perang sipil, dan pemberontakan). " Portofolio
investor akan menghadapi kerugian keuangan sejenis. Selain itu, pemerintah
mungkin menghadapi komplikasi pada kemampuan mereka untuk melaksanakan
inisiatif diplomatik, militer atau lainnya sebagai akibat dari risiko politik.
Sebuah rendahnya tingkat risiko
politik di suatu negara tidak selalu sesuai dengan tingkat tinggi kebebasan
politik. Memang, beberapa negara lebih stabil juga yang paling otoriter
. Jangka panjang penilaian risiko politik harus menjelaskan bahaya bahwa lingkungan
politik yang menindas hanya stabil selama atas-bawah kontrol dijaga dan warga
dilarang untuk pertukaran bebas ide dan barang dengan dunia luar.
Memahami risiko sebagai bagian
probabilitas dan dampak bagian memberikan wawasan tentang resiko politik. Untuk
bisnis, implikasi untuk risiko politik adalah bahwa ada sebuah ukuran
kemungkinan bahwa peristiwa politik dapat mempersulit usahanya mencari
pendapatan melalui dampak langsung (seperti pajak atau biaya) atau dampak tidak
langsung (seperti biaya kesempatan yang hilang). Akibatnya, risiko politik
adalah sama dengan nilai yang diharapkan sehingga kemungkinan terjadinya
peristiwa politik terjadi secara dapat mengurangi keinginan untuk investasi
yang dengan mengurangi keuntungan diantisipasi.
2.4.1
Makro Tingkat Risiko politik
Makro tingkat risiko
politik melihat risiko spesifik non-proyek. Risiko politik makro mempengaruhi
semua peserta dalam suatu negara. Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa risiko
makro politik tingkat hanya terlihat pada tingkat negara risiko politik, namun,
kopling peristiwa politik lokal, nasional, dan regional sering berarti bahwa
peristiwa di tingkat lokal mungkin memiliki tindak pada efek bagi para pemangku
kepentingan pada tingkat makro. Jenis lain dari risiko mata uang mencakup tindakan
pemerintah, perubahan peraturan, kegagalan kredit berdaulat, korupsi endemik,
deklarasi perang dan perubahan komposisi pemerintah. Peristiwa ini menimbulkan
baik investasi portofolio dan risiko investasi asing langsung yang dapat
mengubah kesesuaian keseluruhan tujuan untuk investasi. Selain itu, peristiwa
ini menimbulkan risiko yang dapat mengubah cara pemerintah asing harus
melakukan urusan sebagai well.Macro resiko politik juga mempengaruhi organisasi
yang beroperasi di negara-negara dan hasil dari risiko tingkat makro politik
seperti penyitaan, menyebabkan merebut dari bisnis 'properti.
Penelitian telah
menunjukkan bahwa tingkat makro indikator bisa diukur dan dimodelkan seperti
jenis risiko. Misalnya, Grup
Eurasia menghasilkan indeks risiko politik yang mencakup empat
kategori yang berbeda sub-risiko ke dalam perhitungan tingkat makro stabilitas
politik. Ini Indeks Risiko Global Politik dapat ditemukan di publikasi seperti The
Economist. Perusahaan lain yang menawarkan publikasi pada tingkat
makro termasuk risiko politik Economist Intelligence Unit dan PRS
Group, Inc
2.4.2
Mikro Tingkat Risiko Politik
Makro tingkat risiko
politik melihat risiko spesifik non-proyek. Risiko politik makro mempengaruhi
semua peserta dalam suatu negara. Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa risiko
makro politik tingkat hanya terlihat pada tingkat negara risiko politik, namun,
kopling peristiwa politik lokal, nasional, dan regional sering berarti bahwa
peristiwa di tingkat lokal mungkin memiliki tindak pada efek bagi para pemangku
kepentingan pada tingkat makro. Jenis lain dari risiko mata uang mencakup
tindakan pemerintah, perubahan peraturan, kegagalan kredit berdaulat, korupsi
endemik, deklarasi perang dan perubahan komposisi pemerintah. Peristiwa ini
menimbulkan baik investasi portofolio dan risiko investasi asing langsung yang
dapat mengubah kesesuaian keseluruhan tujuan untuk investasi. Selain itu,
peristiwa ini menimbulkan risiko yang dapat mengubah cara pemerintah asing
harus melakukan urusan sebagai well.Macro resiko politik juga mempengaruhi
organisasi yang beroperasi di negara-negara dan hasil dari risiko tingkat makro
politik seperti penyitaan, menyebabkan merebut dari bisnis 'properti.
Penelitian telah
menunjukkan bahwa tingkat makro indikator bisa diukur dan dimodelkan seperti
jenis risiko. Misalnya, Grup
Eurasia menghasilkan indeks risiko politik yang mencakup empat
kategori yang berbeda sub-risiko ke dalam perhitungan tingkat makro stabilitas
politik. Ini Indeks Risiko Global Politik dapat ditemukan di publikasi seperti The
Economist. Perusahaan lain yang menawarkan publikasi pada tingkat
makro termasuk risiko politik Economist Intelligence Unit dan PRS
Group, Inc
2.4.3
Politik dan Risiko Megaproyek
Risiko politik telah terbukti sangat besar
untuk proyek-proyek investasi yang sangat besar, yang disebut megaproyek . Hal ini karena proyek-proyek tersebut
terutama terlihat dan sering digunakan untuk tujuan politik, misalnya, bangunan
monumen, selain tuntutan fungsional proyek yang dirancang untuk memenuhi.
Selain itu, megaproyek telah terbukti rentan terhadap kontroversi karena
kelebihan biaya meluas, penundaan jadwal, dan kekurangan manfaat untuk
proyek-proyek tersebut. Kontroversi sering diterjemahkan ke dalam keputusan
politik improvisasi, yang diterjemahkan ke dalam risiko politik.
2.4.4
Mitigasi
Perusahaan mungkin
memiliki Chief
Risk Officer yang bertugas mengelola risiko politik atau, dalam
banyak kasus, pekerjaan ini jatuh ke Chief
Financial Officer. Pada tingkat makro, sebagian besar melibatkan
memahami ketidakpastian politik dari lingkungan operasi dan risiko yang
dihadapi oleh semua operasi bisnis di negara individu. Informasi tersebut bisa
datang dalam bentuk analisis disesuaikan atau pelaporan mendalam materi
pelajaran, informasi yang dapat memungkinkan seorang investor atau perusahaan
untuk mengkalibrasi selera risiko mereka. Taktik Mitigasi melibatkan baik makro
dan mikro-tingkat strategi. Sebuah artikel baru pada subjek menunjukkan bahwa
mitigasi risiko politik tidak hanya berkisar pada keputusan untuk memasukkan
atau menghindari pasar negara tertentu, tetapi bukan harus berpusat pada
penggunaan pragmatis perencanaan kontingensi, perlindungan kekayaan
intelektual, diversifikasi risiko, dan perencanaan keluar suara untuk menjaga
terhadap ketidakpastian.
Pada tingkat mikro, risiko
asuransi dan lindung nilai politik memainkan peran yang lebih besar. MIGA dan OPIC ,
baik asuransi sektor publik, menyediakan proyek-spesifik asuransi risiko
politik sementara asuransi pasar swasta dapat memberikan penutup untuk
proyek-proyek serta portofolio investasi. Jenis asuransi biasanya menguraikan
pemicu tertentu, seperti pengambilalihan atau pelanggaran kontrak oleh pihak
lokal, yang berjudul entitas tertanggung untuk keluar bayar setelah melepaskan
kendali dari proyek tertanggung kepada penanggung. asuransi
risiko politik , bagaimanapun, sering melibatkan premi yang harus
faktor dalam ketidakpastian dan ancaman bahwa keputusan sewenang-wenang akan
mempengaruhi nilai properti yang dipertanggungkan. Kebijakan itu bisa mahal dan
manuscripted setelah negosiasi yang luas. Broker yang berpengalaman dan
spesialis dapat menilai ketersediaan penutup yang sesuai dari asuransi swasta
dan publik dan kemudian, berdasarkan pengalaman dan keahlian mereka,
bernegosiasi kebijakan yang tepat. Bisnis juga dapat membeli lindung nilai,
yang bisa menjadi instrumen derivatif, yang memungkinkan mereka untuk
mengurangi risiko dengan memilih tingkat pengembalian berdasarkan himpunan
hasil.
Mitigasi risiko politik
terjadi sebelum, selama, dan setelah investasi. Sebelum investasi, bisnis dapat
melakukan due diligence terkait dengan mitra lokal dan hati-hati kata dan
struktur kontrak mereka. Sementara sebuah proyek yang sedang berjalan, investor
dapat mengambil manfaat dari membangun pengaruh politik lokal melalui kegiatan
masyarakat. Setelah risiko telah terealisasi, dampaknya dapat dikurangi melalui
post-hoc litigasi dan pembalasan, serta pelaksanaan rencana kontingensi yang
telah dikembangkan sebelumnya, atau keluar dari pasar.
2.5
Risiko Investasi di Obligasi
Semua investasi menawarkan
keseimbangan antara risiko dan return potensial. Risiko adalah kemungkinan
bahwa Anda akan kehilangan sebagian atau seluruh uang yang Anda investasikan.
Pengembalian adalah uang yang Anda berdiri untuk membuat investasi. Keseimbangan
antara risiko dan pengembalian bervariasi menurut jenis investasi, entitas
bahwa isu-isu itu, keadaan ekonomi dan siklus pasar efek. Sebagai aturan umum, untuk mendapatkan keuntungan
yang lebih tinggi, Anda harus mengambil risiko lebih besar. Sebaliknya,
investasi berisiko sedikit juga memiliki keuntungan terendah.
Pasar obligasi bukan pengecualian
aturan ini. Obligasi pada umumnya dianggap kurang berisiko dibandingkan saham
karena beberapa alasan:
· Obligasi membawa janji penerbit
mereka untuk kembali nilai nominal keamanan untuk dudukan pada saat jatuh
tempo; saham tidak memiliki janji tersebut dari penerbit mereka.
· Kebanyakan obligasi membayar
investor tingkat bunga tetap sebesar pendapatan bunga yang juga didukung oleh
janji dari penerbit. Saham terkadang membayar dividen, tetapi penerbit mereka
tidak memiliki kewajiban untuk melakukan pembayaran-pembayaran kepada pemegang
saham.
· Secara historis pasar obligasi
telah kurang rentan terhadap perubahan harga atau volatilitas dari pasar saham.
Laba rata-rata dari investasi
obligasi juga telah historis lebih rendah, jika lebih stabil, daripada kembali
pasar saham rata-rata. Tingkat risiko Ikatan spesifik tercermin dalam rendemen,
nama lain untuk laba atas investasi obligasi. "Lancar" hasil adalah
fungsi dari obligasi tersebut:
· Kupon tingkat: tingkat bunga
tahunan penerbit berjanji untuk membayar investor, dinyatakan sebagai
persentase dari jumlah nilai nominal obligasi atau "par", yang adalah
jumlah investor dapat mengharapkan untuk telah kembali pada tanggal jatuh tempo
obligasi.
· Sekarang harga, yang mungkin
menjadi premium (lebih dari) atau diskon (kurang dari) sehubungan dengan wajah
obligasi atau nilai nominal.
Hasil hingga jatuh tempo
mencerminkan hubungan antara pembayaran bunga kupon sebesar tersisa antara
sekarang dan kedewasaan, dan perbedaan antara nilai pasar saat ini (harga) dan
nilai nominal. Yield-to-call adalah perhitungan yang sama berdasarkan
pembayaran bunga kupon sebesar tersisa antara sekarang dan tanggal panggilan
pertama (bukan tanggal jatuh tempo) serta selisih antara nilai pasar saat ini
(harga) dan harga panggilan.
Semakin tinggi risiko dalam suatu
ikatan tertentu, hasil yang lebih tinggi perlu untuk mengkompensasi investor
untuk mengambil risiko. Ketika pasar merasakan hasil atas ikatan terlalu
rendah, harga akan jatuh untuk membawa hasil sesuai dengan harapan pasar atau
suku bunga yang berlaku. Obligasi yang diterbitkan oleh Departemen Keuangan AS
yang didukung oleh keyakinan dan kepercayaan penuh dari pemerintah AS dan
karena itu dianggap tidak memiliki risiko kredit. Pasar untuk sekuritas AS
Treasury juga yang paling likuid di dunia, yang berarti selalu ada investor
bersedia untuk membeli. Treasury yields AS akan hampir selalu lebih rendah
dibandingkan obligasi lainnya dengan jangka waktu sebanding karena mereka
memiliki risiko paling sedikit.
Relatif hasil-yang mungkin
dibicarakan dalam hal "menyebar" atau perbedaan yield antara obligasi
yang diberikan dan "tanpa risiko" keamanan AS Treasury dengan jatuh
tempo sebanding-bervariasi dengan jenis obligasi, tanggal jatuh tempo, penerbit
dan siklus ekonomi.
Obligasi callable lebih berisiko
daripada non-callable obligasi, misalnya, dan karena itu menawarkan hasil yang
lebih tinggi, terutama jika tanggal panggilan segera dan tingkat suku bunga
telah menurun sejak obligasi diterbitkan, sehingga kemungkinan untuk dipanggil.
Obligasi jangka pendek dengan
jangka waktu tiga tahun atau kurang biasanya akan memiliki imbal hasil lebih
rendah dari obligasi jangka panjang dengan jangka waktu 10 tahun atau lebih,
yang lebih rentan terhadap risiko suku bunga. Semua obligasi memiliki risiko
lebih ketika suku bunga meningkat, tetapi mereka dengan kupon terendah akan
kehilangan nilai yang paling.
2.5.1
Durasi Risiko
Durasi dimodifikasi suatu obligasi adalah ukuran dari sensitivitas harga
terhadap pergerakan suku bunga, berdasarkan waktu rata-rata jatuh tempo bunga
dan arus kas utama. Durasi memungkinkan investor untuk lebih mudah
membandingkan obligasi dengan jatuh tempo yang berbeda dan tingkat kupon dengan
menciptakan aturan sederhana: dengan setiap persentase perubahan suku bunga,
nilai obligasi akan turun durasinya dimodifikasi, dinyatakan sebagai
persentase. Sebagai contoh, suatu investasi dengan durasi modifikasi dari 5
tahun akan naik 5% nilai untuk setiap penurunan 1% suku bunga dan jatuh 5%
nilai untuk setiap kenaikan 1% suku bunga.
Obligasi manajer portofolio meningkatkan durasi rata-rata ketika mereka
mengharapkan harga menurun, untuk mendapatkan banyak keuntungan, dan mengurangi
durasi rata-rata ketika mereka mengharapkan harga naik, sehingga meminimalkan
dampak negatif. Jika tingkat bergerak dalam arah berlawanan dengan harapan
mereka, mereka kehilangan.
a)
Reinvestasi risiko.
Ketika suku bunga menurun, investor harus menginvestasikan kembali pendapatan
bunga mereka dan setiap pengembalian pokok, baik terjadwal atau tidak
terjadwal, dengan tarif yang berlaku lebih rendah.
b)
Inflasi. Inflasi risiko
menyebabkan dolar besok bernilai kurang dari saat ini; ". Arus kas"
dengan kata lain, mengurangi daya beli pembayaran di masa mendatang investor
obligasi bunga dan pokok, yang dikenal sebagai Inflasi juga menyebabkan suku
bunga tinggi, yang pada gilirannya menyebabkan harga obligasi lebih rendah.
Inflasi-diindeks surat berharga seperti Surat Perlindungan Inflasi Treasury
(TIPS) yang terstruktur untuk menghilangkan risiko inflasi.
c)
Risiko pasar.
Risiko bahwa pasar obligasi secara keseluruhan akan menurun, sehingga nilai
efek individu turun dengan itu, terlepas dari karakter dasar mereka.
d)
Seleksi risiko.
Risiko bahwa investor memilih keamanan yang kinerjanya buruk pasar untuk alasan
yang tidak dapat diantisipasi.
e)
Waktu risiko.
Risiko bahwa investasi berkinerja buruk setelah pembelian atau lebih baik
setelah penjualannya.
f)
Risiko bahwa Anda membayar
terlalu banyak untuk transaksi. Risiko bahwa biaya dan biaya yang
terkait dengan investasi yang berlebihan dan mengurangi terlalu banyak dari
kembalinya investor.
g)
Legislatif risiko.
Risikonya bahwa perubahan dalam kode pajak dapat mempengaruhi nilai pendapatan
bunga kena pajak atau bebas pajak.
h)
Panggil risiko.
Beberapa obligasi korporasi, kota dan badan memiliki "panggilan
ketentuan" yang berjudul emiten untuk menebus mereka dengan harga yang ditentukan
pada tanggal sebelum jatuh tempo. Penurunan suku bunga dapat mempercepat
pelunasan obligasi callable, menyebabkan utama investor untuk dikembalikan
lebih cepat dari yang diharapkan. Dalam skenario itu, investor harus
menginvestasikan kembali pokok pada penurunan suku bunga. Jika obligasi disebut
pada atau dekat dengan nilai nominal, seperti yang biasanya terjadi, investor
yang membayar premi untuk obligasi mereka juga resiko kehilangan pokok. Pada
kenyataannya, harga obligasi callable tidak mungkin untuk bergerak jauh di atas
harga panggilan jika suku bunga yang lebih rendah membuat obligasi kemungkinan
untuk dipanggil.
i)
Risiko Likuiditas
Risiko bahwa investor mungkin mengalami kesulitan mencari pembeli saat hendak
menjual dan mungkin terpaksa menjual dengan diskon yang signifikan untuk nilai
pasar. Risiko likuiditas lebih besar untuk efek diperdagangkan tipis seperti
rendah-rated obligasi, obligasi yang merupakan bagian kecil dari masalah,
obligasi yang baru-baru telah rating kredit mereka diturunkan atau obligasi
yang dijual dengan sebuah penerbit jarang. Obligasi pada umumnya yang paling
likuid selama periode tepat setelah penerbitan ketika ikatan khas memiliki
volume perdagangan tertinggi.
j)
Risiko kredit.
Risiko bahwa peminjam tidak akan dapat melakukan pembayaran bunga atau pokok
pada saat jatuh dan karena itu default. Risiko ini minimal untuk sekuritas
hipotek yang diterbitkan oleh instansi pemerintah atau perusahaan yang
disponsori pemerintah-juga dikenal sebagai efek yang "agen" yang
diterbitkan oleh Ginnie Mae, Fannie Mae atau Freddie Mac dan paling efek
beragun aset , yang cenderung memiliki asuransi obligasi yang menjamin
pembayaran bunga dan pokok kepada investor.
k)
Risiko default.
kemungkinan bahwa penerbit obligasi akan mampu untuk melakukan pembayaran bunga
atau pokok pada saat jatuh. Jika pembayaran tidak dilakukan sesuai dengan
perjanjian dalam dokumentasi obligasi, penerbit bisa default. Risiko ini
minimal untuk sekuritas hipotek yang diterbitkan oleh instansi pemerintah atau
perusahaan yang disponsori pemerintah-juga dikenal sebagai efek yang
"agen" yang diterbitkan oleh Ginnie Mae, Fannie Mae atau Mac-dan
Freddie paling efek beragun aset, yang cenderung memiliki asuransi obligasi
yang menjamin pembayaran bunga dan pokok kepada investor.
l)
Acara risiko.
Risiko bahwa penerbit suatu obligasi melakukan sebuah pembelian, leverage
restrukturisasi hutang, merger atau rekapitalisasi yang meningkatkan beban
utang, menyebabkan nilai obligasi perusahaan jatuh, atau mengganggu
kemampuannya untuk melakukan pembayaran tepat waktu bunga dan pokok. Risiko
peristiwa juga dapat terjadi akibat kecelakaan alam atau industri atau
perubahan peraturan. (Risiko ini berlaku lebih untuk obligasi korporasi
daripada obligasi pemerintah daerah.)
m) Risiko konveksitas Negatif. konveksitas
obligasi menunjukkan laju perubahan durasi dolar ikatan (durasi dimodifikasi
dinyatakan dalam dolar ketimbang tahun atau persentase). Digunakan bersama
dengan durasi dimodifikasi, konveksitas meningkatkan perkiraan sensitivitas
harga terhadap perubahan besar suku bunga. Opsi obligasi gratis memiliki
kecembungan positif; obligasi dengan pilihan tertanam, seperti obligasi
callable dan surat berharga berbasis mortgage, memiliki kecembungan negatif,
yang berarti grafik hubungan antara harga dan yield adalah cembung bukan
cekung. Konveksitas Negatif menciptakan resiko ekstensi ketika suku bunga naik,
dan risiko kontraksi ketika suku bunga turun.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Lembaga negara
adalah lembaga pemerintahan atau "Civilizated Organization" Dimana
lembaga tersebut dibuat oleh negara , dari negara, dan untuk negara dimana
bertujuan untuk membangun negara itu sendiri. Untuk memahami
pengertian lembaga atau organ negara secara lebih dalam, kita dapat
mendekatinya dari pandangan Hans Kelsen mengenai the concept of the
State-Organ dalam bukunya General Theory of Law and State. Hans Kelsen
menguraikan bahwa “Whoever fulfills a function determined by the legal
order is an organ”. Siapa saja yang menjalankan suatu fungsi yang ditentukan
oleh suatu tata-hukum (legal order) adalah suatu organ.
Cara terbaik
bagi lembaga pemerintah untuk mulai ERM adalah dengan
diskusi antara karyawan tingkat tertinggi tentang risiko terbesar badan
menghadap dan bagaimana mereka dikelola. Dengan cara ini, risiko-risiko utama
dapat dikaitkan dengan strategi misi kritis dan driver risiko tersebut dapat
diidentifikasi. Manajemen akan dapat memanfaatkan informasi ini untuk mengatur
dan peringkat risiko yang paling penting untuk dipertimbangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali,
Masyhud. 2006. Manajemen Risiko. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Hanafi,
Mamduh M. 2006. Manajemen Risiko. Yogyakarta
: UPP STIM YKPN
Kasidi.
2010. Manajemen Risiko. Bogor :
Ghalia Indonesia
http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol12917/pemerintah-diingatkan-adanya-risiko-dibalik-akuisisi-bank. 15 mei 2012
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Political_risk. 15 mei 2012
judul : Risiko yang Dihadapi oleh Lembaga Pemerintahan
judul : Risiko yang Dihadapi oleh Lembaga Pemerintahan
judul : Risiko yang Dihadapi oleh Lembaga Pemerintahan
No comments:
Post a Comment