INFORMASI
AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
Diajukan sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas pada mata kuliah
Akuntansi Manajerial
(Dosen Pembimbing : Bambang Miswanto)
MAKALAH
Disusun oleh :
Kelompok III
Rifal
Maulana Sidik : 1210307097
Rini
Lesmanawati : 1210307102
Siti
Nurmalasari : 1210307116
Syarif
Hidayatullah : 1210307124
Tetin
Sopiatul M. : 1210307129
MANAJEMEN KEUANGAN SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini
informasi merupakan suatu komponen yang sangat penting bagi perusahaan karena
kunci sukses perusahaan sangat tergantung pada ketepatan keputusan yang diambil
manajerial berdasarkan informasi yang tersedia pada perusahaan yang
bersangkutan. Informasi akuntansi dibutuhkan oleh manajemen dari berbagai
jenjang organsiasi untuk menyusun rencana kegiatan perusahaan dimasa yang akan
datang. Informasi akuntansi manajemen sangat bermanfaat bagi manajemen terutama
pada tahap penganalisaan konsekuensi tiap alternative tindakan yang digunakan
dalam pengambilan keputusan, sehingga memungkinkan memilih alternative yang
terbaik diantara alternatif tindakan yang dipertimbangkan. Salah satu fungsi
penting manajemen adalah perencanaan.
Dalam
perencanaan, mereka dihadapkan pada pengambilan keputusan yang menyangkut
pemilihan berbagai macam alternatif. Untuk memutuskan alternatif yang harus
dipilih, mereka menghadapi ketidakpastian. Oleh karena itu, manajemen
memerlukan informasi yang dapat mengurangi ketidakpastian yang mereka hadapi,
sehingga memungkinkan mereka menentukan pilihan dengan baik atau memperkecil
kemungkinan kesalahan yang diakibatkan kesalahan informasi yang diterima
manajemen dalam pengambilan keputusan.
1.2 Rumusan Masalah
a) Bagaimana konsep
dari informasi akuntansi pertanggungjawaban?
b) Bagaimana manfaat
dari informasi akuntansi pertanggungjawaban?
c)
Bagaimana perbedaan antara
sistem informasi akuntansi pertanggungjawaban tradisional dengan aktivitas?
1.3 Tujuan Penulisan
a)
Mengetahui konsep dari
informasi akuntansi pertanggungjawaban.
b)
Mengetahui manfaat dari
informasi akuntansi pertanggungjawaban.
c)
Mengetahui perbedaan antara
sistem informasi akuntansi pertanggungjawaban tradisional dengan aktivitas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep
Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Informasi Akuntansi
Pertanggungjawaban merupakan aktiva, pendapatan, dan atau biaya yang dihubungkan
dengan manajer yang bertanggungjawab terhadap pusat pertanggungjawaban
tertentu. Dalam hubungannya dengan wewenang yang dimiliki oleh seorang manajer
Aktiva, pendapatan
dan biaya dikelompokkan menjadi 2 golongan :
1)
Aktiva, pendapatan dan biaya
yang terkendalikan
Aktiva,
pendapatan dan biaya yang terkendalikan, yaitu aktiva, pendapatan
dan biaya yang secara signifikan dipengaruhi oleh seorang manajer dalam jangka
waktu tertentu.
a)
Aktiva yang terkendalikan
Aktiva
terkendalikan bagi seorang manajer pusat pertanggungjawaban adalah :
o Aktiva yang pemerolehan & penggunaannya berada
dibawah wewenang manajer
pusat pertanggungjawaban
o Aktiva yang penggunaannya berada didalam wewenang
manajer pusat pertanggungjawaban, kadangkala pemerolehan aktiva suatu pusat
pertanggungjawaban berada didalam wewenang manajer puncak
b)
Pendapatan yang terkendalikan
Dapat
diperoleh atau tidaknya pendapatan oleh suatu pusat pertanggungjawaban sangat tergantung atas kemampuan pusat
pertanggungjawaban yang bersangkutan. Karena pendapatan mudah diidentifikasikan
dengan manajer yang bertanggung jawab untuk memperolehnya.
c)
Biaya yang terkendalikan
Biaya-biaya
yang terkendalikan oleh manajer pusat
pertanggungjawaban yang disajikan dalam laporan biaya dan dimintakan
pertanggungjawabannya. Pedoman
untuk menetapkan apakah suatu biaya dapat dibebankan sebagai tanggung jawab
seorang manajer pusat pertanggungjawaban adalah sbb:
·
Jika
seseorang manajer memiliki wewenang , baik dalam pemerolehan maupun penggunaan
jasa, ia harus dibebani dengan biaya jasa tersebut.
Contoh : manajer pemasaran yang
mempunyai wewenang memutuskan media promosi dan jumlah biayanya, bertanggung
jawab penuh terhadap terjadinya biaya.
- Jika seorang manajer dapat secara signifikan mempengaruhi jumlah
biaya tertentu melalui tindakannya sendiri, ia dapat dibebani dengan biaya
tersebut. Seorang manajer mungkin tidak mempunyai
wewenang dalam memutuskan pemerolehan barang dan jasa baik harga maupun
jumlahnya namun dapat secara signifikan mempengaruhi jumlah pemakaiannya.
Contoh : Harga dan jumlah bahan
baku yang dibeli ditentukan oleh manajer bagian pembelian, sedangkan
pemakaiannya ditentukan oleh bagian produksi.Dengan menggunakan harga standar,
manajer pembelian bertanggung jawab terhadap harga pemerolehan bahan baku.
Sedangkan manajer produksi bertanggung jawab
terhadap biaya bahan baku.
- Meskipun seorang manajer tidak dapat secara signifikan mempengaruhi
jumlah biaya tertentu melalui tindakan langsungnya sendiri, ia juga dapat
dibebani biaya tersebut, jika manajemen puncak menghendaki agar manajer
tersebut membantu manajer lain
bertanggung jawab untuk mempengaruhi biaya tersebut.
Contoh : Biaya reparasi dan
pemeliharaan merupakan tanggung jawab bagian bengkel. Namun ada dua faktor yang
mempengaruhi biaya tersebut:
o efisiensi
pemakaian tenaga kerja bengkel yang menjadi tanggung jawab manajer bengkel.
o Pemakaian
mesin dan ekuipmen yang menjadi tanggung jawab manajer bagian produksi.
2)
Aktiva, pendapatan dan biaya
yang tidak terkendalikan
Aktiva, pendapatan dan biaya yang tidak
terkendalikan tidak tepat untuk menggambarkan aktiva, pendapatan dan biaya yang tidak dapat
dipengaruhi secara signifikan oleh
manajer tertentu. Tetapi
istilah yang tepat yaitu “terkendalikan oleh seseorang “ (controllable by
someone) dan “terkendalikan oleh manajer lain”(controllable by others). Pemisahan aktiva, pendapatan dan biaya ke dalam
aktiva, pendapatan, dan biaya yang terkendalikan dan tidak terkendalikan selalu
berhubungan dengan :
a)
Tingkat manajemen
Dalam
organisasi, pada dasarnya tidak ada aktiva, pendapatan dan biaya yang tidak
terkendalikan. Aktiva, pendapatan dan biaya yang tidak terkendalikan oleh
manajer tertentu, pasti dapat dikendalikan oleh manajer lain atau manajer
diatasnya dalam organisasi. Aktiva, pendapatan dan biaya yang tidak
terkendalikan oleh manajer tertentu, atau oleh manajer lain atau manajer
diatasnya merupakan aktiva,pendapatan dan biaya yang dapat terkendalikan oleh
oleh manajer departemen yang membawahinya
atau manajer lain dalam organisasi.
b)
Jangka waktu
Dalam
jangka waktu yang cukup panjang, semua aktiva,pendapatan dan biaya akan terkendalikan oleh seseorang dalam
organisasi, sebaliknya dalam jangka pendek hanya sedikit aktiva,pendapatan dan
biaya yang dapat dikendalikan.
2.2 Anggaran
Biaya Sebagai Tolak Ukur Pengendalian Biaya
Untuk tujuan pengendalian biaya :
a)
Organisasi
harus disusun sedemikian rupa sehingga jelas wewenang dan tanggungjawab
tiap-tiap manajer. Anggaran menghendaki adanya organisasi yang baik, jika
terjadi sesuatu yang yang tidak sesuai dengan yang direncanakan dalam anggaran,
akan dengan mudah tahu siapa yang bertanggung jawab.
b)
Anggaran
biaya harus disusun sesuai dengan tingkat manajemen dalam organisasi.Tiap-tiap
manajer harus mengajukan rancangan anggaran biaya yang berada dibawah
tanggungjawabnya kemudian dikombinasikan dan diselaraskan satu sama lain oleh
komite anggaran. Jika ada perubahan terhadap rancangan anggaran tersebut maka
harus dirundingkan dan diberitahukan kepada manajer penyusun anggaran biaya
sehingga menciptakan peran serta dan komitmen dalam mencapai target yang
ditetapkan.
c)
Setiap
manajer berpartisipasi dalam penyusunan anggaran oleh karena itu masing-masing
akan dimintai pertanggungjawaban mengenai realisasi anggarannya.
2.3 Terkendalikan
Biaya Versus Variabilitas Biaya
Variabilitas biaya adalah perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan
volume kegiatan. Jika
terkendalikan biaya dihubungkan dengan perubahan volume kegiatan. Biaya dapat
dikelompokkan menjadi dua golongan:
a)
Biaya dalam
jangka pendek tidak dapat dipengaruhi secara signifikan oleh manajer lain yang
berwenang. Biaya ini dibagi menjadi : engineered variable costs dan committed
fixed costs. Dalam
jangka pendek, engineered variable costs tidak dipengaruhi secara signifikan
oleh manajer pusat pertanggungjawaban produksi. Misalnya, karena jenis biaya
ini sangat ditentukan oleh teknologi.
Contoh : setiap mobil yang dirakit
oleh departemen perakitan harus dipasang 5 roda, sehingga biaya roda adalah
enginered cost didepartemen tersebut. Bagi manajer departemen perakitan , biaya
roda tersebut merupakan biaya tidak terkendalikan., karena biaya wewenang yang
dimiliki oleh manajer departemen perakitan tidak cukup untuk mempengaruhi
secara signifikan besarnya biaya tersebut.
Committed fixed costs adalah biaya
tetap yang timbul dari pemilikan pabrik, ekuipmen. Biaya ini tetap dikeluarkan guna
mempertahankan kemampuan perusahaan dalam memenuhi tujuan –tujuan jangka
panjang. Contoh: biaya depresiasi, pajak
bumi dan bangunan, biaya
asuransi, sewa
dll.
b) Biaya dalam jangka pendek dapat dipengaruhi secara
signifikan oleh manajer lain yang berwenang. Biaya ini adalah biaya kebijakan.
Biaya ini dibagi menjadi : Discretionary variable costs dan Discretionary fixed
costs. Biaya ini berperilaku variabel atau tetap atas kebijakan manajemen, sehingga
dalam jangka pendek biaya ini secara signifikan dipengaruhi oleh wewenang yang
dimiliki manajemen.
2.4 Manfaat
Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Sistem akuntansi
pertanggungjawaban merupakan tahap perkembangan mutakhir cara pengendalian biaya yang tidak
hanya terbatas pada pengendalian biaya produksi saja,namun meliputi
pengendalian biaya nonproduksi. Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban,
informasi akuntansi dihubungkan dengan manajer yang memiliki wewenang
terjadinya informasi tersebut untuk dimintakan pertanggungjawaban kepada
manajer yang bersangkutan. Sistem akuntansi
pertanggungjawaban dapat dibagi 2 tahap perkembangan:
a)
Akuntansi pertanggungjawaban tradisional
Adalah
suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan
dan pelaporan biaya dan atau pendapatan dilakukan sesuai dengan pusat
pertanggungjawaban dalam organisasi, dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang
atau kelompok orang yang bertanggungjawab atas penyimpangan biaya atau
pendapatan yang dianggarkan.
b)
Akuntansi pertanggungjawabanberdasarkan aktivitas
Adalah
suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan
& pelaporan biaya dilakukan menurut aktivitas penambah dan bukan penambah
nilai (Value & Non Value Added Activities ).Digunakan dalam menghadapi
lingkungan manufaktur maju (advanced manufacturing environment)
2.5 Manfaat
Informasi Akuntansi
Pertanggungjawaban
Tradisional
a)
Informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai dasar
penyusunan anggaran
Proses
penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran (role
setting) dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan. Dalam proses penyusunan anggaran ditetapkan siapa
yang akan berperan dalam melaksanakan sebagian aktivitas pencapaian sasaran
perusahaan dan ditetapkan pula sumber daya yang disediakan bagi pemegang
peran tersebut untuk memungkinkannya
pelaksanaan perannya. Sumber
daya yang disediakan untuk memungkinkannya manajer berperan dalam usaha
pencapaian sasaran perusahaan tersebut diukur dengan satuan moneter standar berupa informasi akuntansi. Oleh karena itu,
penyusunan anggaran hanya mungkin dilakukan jika tersedia informasi akuntansi
pertanggungjawaban, yang mengukur berbagai nilai sumberdaya yang disediakan
bagi setiap manajer yang berperan dalam usaha pencapaian sasaran yang telah ditetapkan
dalam tahun anggaran.
Dengan
demikian anggaran berisi : “
informasi akuntansi pertanggungjawaban yang mengukur nilai sumberdaya yang
disediakan selama tahun anggaran bagi manajer yang diberi peran untuk mencapai
sasaran perusahaan.” Dalam
proses penyusunan anggaran, informasi akuntansi pertanggungjawaban berfungsi
sebagai : alat pengirim peran (role sending device) kepada manajer yang diberi
peran dalam pencapaian yang sasaran
perusahaan, sehingga akan menimbulkan komitmen yang tinggi dalam diri manajer
untuk berprestasi sesuai yang tercantum dalam anggaran (kotak 5).
Untuk
memberikan gambaran yang jelas mengenai peran informasi akuntansi
pertanggungjawaban dalam penyusunan anggaran, berikut ini diuraiakan suatu
model aspek motivasi dalam perilaku individu menurut Porter-Lawler.
Kinerja
(kotak 6) seorang manajer ditentukan oleh 3 faktor :
o Kemampuan dan
bakat yang tinggi dalam bidangnya (kotak 4)
o Usaha yang
tinggi (kotak 3)
o Persepsi yang
jelas mengenai peran manajer tersebut dalam pencapaian tujuan
Usaha
manajer untuk berprestasi ditentukan oleh dua faktor :
o Keyakinan
manajer terhadap kemungkinan kinerja mendatangkan penghargaan (no. 2)
o Nilai
penghargaan (no.1)
Jika
seorang manajer berkeyakinan bahwa kinerja mempunyai kemungkinan yang tinggi
untuk diberi penghargaan , maka akan mempertinggi uasahanya, sebaliknya jika
kinerja mempunyai kemungkinan kecil untuk mendapatkan penghargaan maka hal ini
akan menurunkan usaha seseorang untuk berprestasi. Jika seorang memperoleh kepuasan (no.9) dengan
penghargaan (no.7) yang diterimanya, karena penghargaan yang diterimanya
dirasakan pantas dan adil (no.8), hal ini akan menyebabkan meningkatkan usaha
untuk berprestasi.Sebaliknya jika seseorang tidak merasakan keadilan dalam
menerima penghargaan atas kinerja yang dicapainya maka hal ini akan menurunkan
usaha untuk menghasilkan kinerja.
|
Nilai penghargaan (1)
|
Kemungkinan usaha akan diberi
penghargaan (2)
|
Usaha (3)
|
Kemampuan dan bakat (4)
|
Persepsi terhadap peran (5)
|
Kinerja (6)
|
Peghargaan
(7)
|
Kepuasan (9)
|
Peghargaan yang dirasa pantas (8)
|
Inf.Akt.pertangungjawaban masa yang
akan datang berperan sebagai role sending device
pertangungjawaban masa yang akan datang
berperan sebagai role sending device
|
Inf.Akt.Pertanggungjawaban masa lalu
berperan sebagai pengukur kinerja
|
Model aspek motivasi dalam perilaku individu menurut
Porter-Lawler dan peran informasi akuntansi sebagai pemotivasi
b)
Informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai
penilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban
Informasi
akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses
perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi, karena informasi tersebut menekankan hubungan antara
informasi dengan manajer yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan
realisasinya. Pengenadalian
dapat dilakukan dengan cara memberikam peran bagi setiap manajer untuk
merencanakan pendapatan /biaya yang menjadi tanggungjawabnya, dan kemudian
menyajikan informasi realisasi pendapatan /biaya tersebut.
Dalam
proses penyusunan anggaran , setiap manajer diberi peran untuk mencapai sasaran
perusahaan dan untuk memungkinkan pelaksanaan peran, ketangan setiap manajer
yang diberi peran dialokasikan berbagai sumberdaya yang diukur denagn satuan
uang.pelaksanaan peran berarti berarti konsumsi berbagai sumber daya yang harus
diukur dalam satuan uang. Informasi
akuntansi yang dihubungkan dengan manajer yang memiliki peran digunakan untuk
mengukur kinerja setiap manajer. Informasi akuntansi tersebut disebut informasi
akuntansi pertanggungjawaban.
c)
Informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai
pemotivasi manajer
Motivasi adalah proses prakarsa dilakukannya suatu tindakan secara
sadar dan bertujuan. Pemotivasi adalah
sesuatu yang digunakan untuk mendorong timbulnya prakarsa seseorang untuk
melakukan tindakan secara sadar dan bertujuan. Jika dalam struktur penghargaan ( reawrd structure)
perusahaan, informasi akuntansi merupakan bagian yang signifikan , maka
informasi ini akan berdampak terhadap motivasi manajer melalui :
o Menimbulkan pengaruh langsung terhadap motivasi
manajer dengan mempengaruhi kemungkinan usaha diberi penghargaan.(no 2).
Manajer berkeyakinan bahwa kinerjanya yang diukur dengan informasi akuntansi
pertanggungjawaban (masa lalu) akan diberi penghargaan yang sebagian besar
didasarkan atas informasi masa lalu.
o Secara tidak langsung informasi akuntansi
pertanggungjawaban berdampak terhadap motivasi melalui nilai penghargaan (no
1). Informasi akuntansi pertanggungjawaban (masa lalu) digunakan untuk mengukur
kinerja manajer.Jika struktur penghargaan sebagian besar didasarkan atas
informasi akuntansi, manjer akan memperoleh kepuasan (9). Kepusan manajer atas
penghargaan yang diterimanya dipengaruhi oleh penilaian manajer atas
penghargaan tersebut. Tinggi rendahnya kepuasan manajer atas penghargaan yang
diterimanya berpengaruh atas tinggi rendahnya nilai penghargaan (no. 1). Faktor
yang terakhir berdampakterhadap motivasi manajer untuk berusaha. (no.3).
2.6 Manfaat
Informasi Akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas
a)
Informasi
akuntansi pertanggungjawaban memungkinkan pegelolaan aktivitas
Manajemen
dituntut untuk senantiasa melaksanakan penyempurnaan aktivitas agar customer
terjamin tidak akan dibebani dengan biaya bukan penambah nilai. Manajemen
memerlukan pemisahan aktivitas-penambah dan bukan penambah nilai dan
identifikasi sumber daya yang dikonsumsi oleh kedua tipe tersebut. Dengan menyajikan informasi biaya
yang dipisahkan kedalam biaya penambah dan bukan penambah nilai , manajemen
dapat :
o Memperoleh informasi biaya bukan penambah nilai yang
menggambarkan besarnya pemborosan yang sekarang dialami oleh perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan customer.
o Memperoleh
biaya bukan penambah nilai yang memungkinkan mereka memusatkan
pengendalian terhadap aktivitas bukan penambah nilai.
o Memperoleh informasi
biaya bukan penambah nilai yang memungkinkan mereka melakukan
penyempurnaan efisiensi aktifitas penambah nilai.
b)
Informasi akuntansi pertanggungjawaban memungkinkan
pemantauan efektivitas
program pegelolaan aktivitas
Dalam
lingkungan manufaktur maju, manajemen dituntut untuk melaksanakan penyempurnaan
aktivitas secara berkesinambungan, agar perusahaan memliki daya saing dalam
jangka panjang.Dengan demikian manajemen memerlukan informasi biaya aktivitas
untuk memantau secara berkesinambung program pengelolaan aktivitas. Dengan
menyajikan informasi biaya yang dipisahkan kedalam biaya penambah adan bukan
penambah nilai dengan perbandingan dari tahun ke tahun, manajemen dapat:
o Memantau
efektivitas program pengelolaan aktivitas.
Untuk
mengurangi dan akhirnya menghilangkan aktivitas bukan penambah nilai yang
diwujudkan dalam bentuk pengurangan biaya.Manajemen memerlukan perbandingan
biaya penambah dan bukan penambah nilai dari tahun ketahun.
o Merumuskan
keputusan-keputasan strategik.
Prorgam pengelolaan
aktivitas memberi gambaran berupa penghematan biaya yang dapat dicapai dalam
jangka waktu tertentu, merumuskan keputusan strategik, seperti penentuan harga
jual, pemilihan teknologi manufaktur untuk menjadikan aktivitas penambah nilai
lebih efisien.
2.7 Perbedaan
Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban
Tradisional dengan Akuntansi Pertanggungjawaban Berdasarkan Aktivitas
|
Perbedaan
|
TBC
|
ABC
|
1.
|
Pemusatan pengendalian
Manajemen
|
Biaya
|
Terhadap aktivitas yg mjd penyebeb
terjadinya biaya ,dgn tujuan untuk menurunkan biaya secara bersinambung
|
2.
|
Manfaat
|
a. Dasar penyusunan anggaran
b.Penilaian kinerja manajer
pusat pertanggungjawaban.
c. Pemotivasian manajer
|
a. Mengelola aktivitas, dengan cara mengarahkan usaha manajemen dalam
mengurangi dan akhirnya menghilangkan biaya bukan penambah nilai ( non value
added cost )
b. Memantau efektivitas program pengelolaan aktivitas.
|
3.
|
Perancangan sistem
akuntansi pertanggungjawaban
|
Didasarkan asumsi tentang perilaku manusia :
a. Pengelolaan berdasarkan penyimpangan (management by exception),
pengendalian operasi secara efektif yang memadai
o
b- Pengelolaan
berdasarkan tujuan (management by objective), menghasilkan anggaran yang
disepakati,biaya standar,sasaran organisasi dan rencana yang dilaksanakan
o
c. Struktur pertanggungjawaban sesuai dengan
struktur hirarki organisasi
o
d. Manajer dan bawahannya
bersedia untuk menerima tanggungjawab yg dibebankan kpd mrk melalui hirarki
organisasi
e. Sistem akuntansi pertanggungjawaban mendorong kerjasama bukan
kompetisi
|
a. Pengurangan biaya hrs mrpk hasil dari program pengelolaan
aktivitas-
b. Harus memisahkan biaya penambah nilai dan biaya bukan penambah
nilai
diperlukan agar manajemen :
- memusatkan perhatian mereka thp pengurangan dan akhirnya
penghilangan biaya bukan penambah nilai.
- Menyadari besarnya pemborosan yg skg sdg terjadi
-Memantau efektivitas program pengelolaan aktivitas dgn menyajikan
biaya bukan penambah nilai kepada manajemen dalam bentuk perbandingan antar
periode
|
4.
|
Sistem
pertanggungjawaban
|
Memiliki 4 karakter :
a. Adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban
b. Standar ditetapkan sbg tolak ukur kinerja manajer yg
bertanggungjawab atas pusat pertanggungjawaban terentu
c. Kinerja manajer diukur dengan
membandingkan realisasi dengan anggaran
d. Manajer secara individual diberi
penghargaan atau hukuman berdasarkan kebijakan manajemen tertinggi
|
a. Memfokuskan aktivitas yang dilaksanakan oleh
beberapa manajer, menembus batas-batas pusat pertanggungjawaban.
b. Maksimalisasi pengendalian biaya setiap pusat
pertanggungjawaban secara individual tidak selalu berarti maksimalisasi
pengendalian biaya secara keseluruhan.
|
5.
|
Sistem Pelaporan
|
a.Setiap pusat pertanggungjawaban
diberi kode (kode organisasi)/organization code.
- Jenjang organisasi dibagi 3 tingkat
: diireksi,departemen dan tingkat bagian.
- Angka satu menunjukkan jenjang
direksi,dua jenjang departemen,tiga jenjang bagian
b. Jenis laporan yg dihasilkan oleh
fungsi akuntansi biaya di golongkan menjadi :
- Laporan pertanggungjawaban biaya
(responsibility cost reports)
- Laporan kos produk (cosr of
production reports).
|
a.Laporan biaya berdasrkan aktivitas (activity –based cost report)
yg berisi biaya penambah dan bukan penambah nilai.
b. Landasan penting untuk menghitung & mengidentifikasi biaya
penambah & bukan penambah nilai adalah identifikasi cost driver utk
setiap aktivitas.
“cost driver : suatu faktor yg menjadi penyebab (pendorong)
timbulnya biaya aktivitas tertentu.
|
6.
|
Sistem Pengolahan
informasi akuntansi pertanggungjawaban
|
a.Mrp sistem pengolahan informasi biaya,dgn cara menggolongkan,mencatat
dan meringkas biaya dlm hub.nya dgn jenjang manajemen yg bertanggung jwb atas
terjadinya biaya.
b.Biaya-biaya digolongkan & diberi kode sesuai dgn tkt manajemen yg mrpk pusat
pertanggungjawaban
c.Dipisahkan antara biaya terkendalikan dan biaya tdk terkendalikan
d.Prosedur pegumpulan data biaya berdasar dokumen sumber dan secara
periodik
e. Pembebanan tanggung jawab berdsarkan 3 metode:
- Berdasar kapasitas
pelayanan
- Berdasar kapasitas
pelayanan & pemakaian
- Berdasar pemakaian
|
a.Menghilangkan aktivitas bukan penambah nilai dgn informasi umpan balik untuk menilai pengurangan biaya apakah benar-benar terwujud.
b. Melakukan perbandingan biaya setiap aktivitas antarperiode
akuntansi. Jk aktivitas yg dilakukan manajemen efektif maka hasilnya dpt
menurunkan biaya aktivitas bukan penambah nilai.
c. Manajemen dapat memantau hasil program penghapusan aktivitas bukan
penambah nilai dan jumlah biaya yang dihemat sampai saat tertentu.
d. Manajemen dpt memperoleh informasi seberapa besar kesempatan yg
tersedia untuk melakukan perbaikan aktivitas dan penurunan biaya
|
Contoh:
Departemen Listrik
menghasilkan listrik untuk memenuhi kebutuhan dua departemen produksi A dan B.
kapasitas depertemen listrik pertahun adalah 180.000 kwh dengan jumlah biaya
produksi listrik sebesar Rp60.000 yang terdiri dari :
Biaya Tetap Rp40.000
Biaya Variabel Rp20.000
Kebutuhan minimum departemen A dan B
berturut-turut 50.000 kwh dan 30.000 kwh pertahun.
Data Departemen Listrik
Biaya Tetap Rp40.000
Biaya Variabel Rp20.000
Total Biaya Produksi Listrik pertahun Rp60.000
Data Pemakaian Listrik pertahun
Kapasitas yang tersedia 180.000kwh
Kebutuhan pokok departemen
A 50.000
kwh
B 30.000
kwh
80.000 kwh
Kapasitas yang bebas pemakaiannya
100.000 kwh
Metode Pembebanan Tanggungjawab Biaya
Listrik
Metode I Pembebanan berdasarkan
kapasitas pelayanan
Departemen A= (50.000/80.000)*Rp60.000
Rp37.500
Departemen B= (30.000/80.000)*Rp60.000
Rp22.500
Rp60.000
Metode2 Pembebanan berdasarkan
Kapasitas Pelayanan dan Pemakaian
Departemen A
Biaya tetap =(50.000/80.000)*40.000 Rp25.000
Biaya variabel=(20.000/100.000) Rp0.2 per kwh
Departemen B
Biaya Tetap =(30.000/80.000)*40.000 Rp15.000
Biaya Variabel=(20.000/100.000) Rp0.2 per kwh
Metode 3 Pembebanan berdasarkan
Pemakaian
Departemen A =(60.000/180.000) Rp0.333perkwh
Departemen B = (60.000/180.000) Rp0.333perkwh
Metode I Pembebanan berdasarkan
kapasitas pelayanan
Dalam metode
pembebanan tanggung jawab ini,biaya departemen listrik sebesar Rp 60.000
dibebankan berdasarkan kapasitas untuk memenuhi kebutuhan pokok departemen
pemakai. Dengan cara pembebanan ini, departemen pemakai dibebani biaya
departemen penghasil jasa berdasarkan proporsi kapasitas yang disediakan oleh
departemen penghasil jasa untuk memenuhi kebutuhan pokok departemen pemakai.
Dengan demikian, Departemen A dalam contoh tersebut menerima beban tanggung
jawab biaya listrik sebesar Rp 37.500( 50.000/80.000*Rp 60.000) dan Departemen
B menerima beban tangung jawab biaya listrik sebesar Rp 22.500 ( 30.000/80.000*
Rp 60.000).
Dengan cara ini departemen pemakai
akan dibebani dengan biaya yang tidak terkendalikan oleh mereka, karena biaya
yang diterima oleh departemen pemakai dari alokasi akan sama, tidak peduli
apakah departemen pemakai menggunakan atau tidak menggunakan jasa departemen
penghasil jasa.
Metode2 Pembebanan berdasarkan
Kapasitas Pelayanan dan Pemakaian
Dalam Metode ini,
biaya departemen listrik sebesar Rp 60.000 dibebani tanggung jawab dengan 2
cara:
o Biaya Tetap dibebankan
berdasarkan kapasitas untuk memenuhi kebutuhan pokok Departemen pemakai
o Biaya Variabel
dibebankan berdasarkan pemakaian jasa oleh Departemen Pemakai.
Dengan cara ini, Departemen
Pemakai dibebani biaya tetap Departemen Penghasil jasa berdasarkan proporsi
kapasitas yang disediakan oleh Departemen Penghasil jasa untuk memenuhi
kebutuhan pokok Departemen pemakai biaya variabel departemen penghasil jasa
berdasarkan proporsi jumlah kapasitas yang dipakai.
Dengan demikian,
Departemen A dalam contoh tersebut menerima beban tanggungjawab biaya tetap
departemen listrik sebesar Rp20.000 (50.000/80.000)*Rp40.000 dan Departemen B
menerima beban tanggungjawab sebesar RP15.500(30.000/80.000)*Rp40.000.
disamping itu, untuk setiap kwh listrik yang dipakai oleh departemen A dan B
akan dibebani oelh biaya variabel sebesar Rp0.20(Rp20.000/100.000)
Metode 3 Pembebanan berdasarkan
Pemakaian
Dalam metode ini,
biaya departemen penghasil jasa dipandang dapat terkendalikan seluruhnya oleh
departemen pemakai. Oleh karena itu, biaya departemen Listrik sebesar Rp60.000
dibebankan dengan cara membagi total biaya tersebut dengan total kebutuhan
listrik Departemen produksi, Departemen produksi dibebani biaya Departemen
Listrik sebesar Rp0.333(Rp60.000/100.000)
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Informasi Akuntansi
Pertanggungjawaban merupakan aktiva, pendapatan, dan atau biaya yang dihubungkan
dengan manajer yang bertanggungjawab terhadap pusat pertanggungjawaban
tertentu. Aktiva, pendapatan dan biaya yang terkendalikan,
yaitu aktiva, pendapatan dan biaya yang secara signifikan
dipengaruhi oleh seorang manajer dalam jangka waktu tertentu. Aktiva, pendapatan dan biaya yang tidak terkendalikan tidak
tepat untuk menggambarkan aktiva, pendapatan
dan biaya yang tidak dapat dipengaruhi
secara signifikan oleh manajer tertentu. Variabilitas biaya adalah perilaku
biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Jika terkendalikan biaya dihubungkan
dengan perubahan volume kegiatan.
Sistem akuntansi
pertanggungjawaban merupakan tahap perkembangan mutakhir cara pengendalian biaya yang tidak
hanya terbatas pada pengendalian biaya produksi saja,namun meliputi
pengendalian biaya nonproduksi. Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban,
informasi akuntansi dihubungkan dengan manajer yang memiliki wewenang
terjadinya informasi tersebut untuk dimintakan pertanggungjawaban kepada
manajer yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. 2001. Akuntansi
Manajemen: Konsep, Manfaat
& Rekayasa. Jakarta : Salemba Empat
http://yumniati.staff.jak-stik.ac.id/files/akuntansi-manajemen[8].doc.
20 Maret 2012.
http://ricojacson.wordpress.com/2010/11/04/sistem-akuntansi-pertanggungjawaban-tugas-softskill-sistem-informasi-akuntansi/. 20 Maret 2012.
judul : informasi akuntansi pertanggungjawaban
judul : informasi akuntansi pertanggungjawaban
judul : informasi akuntansi pertanggungjawaban
website : syarifhidayat.blogspot.com
No comments:
Post a Comment