Sunday, April 21, 2013

Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban


INFORMASI  AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas pada mata kuliah
Akuntansi Manajerial
(Dosen Pembimbing : Bambang Miswanto)



MAKALAH





Disusun oleh :
Kelompok III
                                    Rifal Maulana Sidik             : 1210307097
                                    Rini Lesmanawati                : 1210307102
                                    Siti Nurmalasari                   : 1210307116
                                    Syarif Hidayatullah             : 1210307124
                                    Tetin Sopiatul M.                 : 1210307129

                                                                                                                                               


MANAJEMEN KEUANGAN SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Dewasa ini informasi merupakan suatu komponen yang sangat penting bagi perusahaan karena kunci sukses perusahaan sangat tergantung pada ketepatan keputusan yang diambil manajerial berdasarkan informasi yang tersedia pada perusahaan yang bersangkutan. Informasi akuntansi dibutuhkan oleh manajemen dari berbagai jenjang organsiasi untuk menyusun rencana kegiatan perusahaan dimasa yang akan datang. Informasi akuntansi manajemen sangat bermanfaat bagi manajemen terutama pada tahap penganalisaan konsekuensi tiap alternative tindakan yang digunakan dalam pengambilan keputusan, sehingga memungkinkan memilih alternative yang terbaik diantara alternatif tindakan yang dipertimbangkan. Salah satu fungsi penting manajemen adalah perencanaan.
Dalam perencanaan, mereka dihadapkan pada pengambilan keputusan yang menyangkut pemilihan berbagai macam alternatif. Untuk memutuskan alternatif yang harus dipilih, mereka menghadapi ketidakpastian. Oleh karena itu, manajemen memerlukan informasi yang dapat mengurangi ketidakpastian yang mereka hadapi, sehingga memungkinkan mereka menentukan pilihan dengan baik atau memperkecil kemungkinan kesalahan yang diakibatkan kesalahan informasi yang diterima manajemen dalam pengambilan keputusan.



1.2  Rumusan Masalah
a)    Bagaimana konsep dari informasi akuntansi pertanggungjawaban?
b)   Bagaimana manfaat dari informasi akuntansi pertanggungjawaban?
c)    Bagaimana perbedaan antara sistem informasi akuntansi pertanggungjawaban tradisional dengan aktivitas?

1.3  Tujuan Penulisan
a)    Mengetahui konsep dari informasi akuntansi pertanggungjawaban.
b)   Mengetahui manfaat dari informasi akuntansi pertanggungjawaban.
c)    Mengetahui perbedaan antara sistem informasi akuntansi pertanggungjawaban tradisional dengan aktivitas.






BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Konsep Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban merupakan aktiva, pendapatan, dan atau biaya yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggungjawab terhadap pusat pertanggungjawaban tertentu. Dalam hubungannya dengan wewenang yang dimiliki oleh seorang manajer Aktiva, pendapatan dan biaya dikelompokkan menjadi 2 golongan :
1)   Aktiva, pendapatan dan biaya yang terkendalikan
Aktiva, pendapatan dan biaya yang terkendalikan, yaitu aktiva, pendapatan dan biaya yang secara signifikan dipengaruhi oleh seorang manajer dalam jangka waktu tertentu.
a)   Aktiva yang terkendalikan
Aktiva terkendalikan bagi seorang manajer pusat pertanggungjawaban adalah :
o  Aktiva yang pemerolehan & penggunaannya berada dibawah wewenang manajer pusat pertanggungjawaban
o  Aktiva yang penggunaannya berada didalam wewenang manajer pusat pertanggungjawaban, kadangkala pemerolehan aktiva suatu pusat pertanggungjawaban berada didalam wewenang manajer puncak
b)   Pendapatan yang terkendalikan
Dapat diperoleh atau tidaknya pendapatan oleh suatu pusat pertanggungjawaban  sangat tergantung atas kemampuan pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan. Karena pendapatan mudah diidentifikasikan dengan manajer yang bertanggung jawab untuk memperolehnya.
c)    Biaya yang terkendalikan
Biaya-biaya yang  terkendalikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban yang disajikan dalam laporan biaya dan dimintakan pertanggungjawabannya. Pedoman untuk menetapkan apakah suatu biaya dapat dibebankan sebagai tanggung jawab seorang manajer pusat pertanggungjawaban adalah sbb:
·      Jika seseorang manajer memiliki wewenang , baik dalam pemerolehan maupun penggunaan jasa, ia harus dibebani dengan biaya jasa tersebut.
Contoh : manajer pemasaran yang mempunyai wewenang memutuskan media promosi dan jumlah biayanya, bertanggung jawab penuh terhadap terjadinya biaya.
  • Jika seorang manajer dapat secara signifikan mempengaruhi jumlah biaya tertentu melalui tindakannya sendiri, ia dapat dibebani dengan biaya tersebut. Seorang manajer mungkin tidak mempunyai wewenang dalam memutuskan pemerolehan barang dan jasa baik harga maupun jumlahnya namun dapat secara signifikan mempengaruhi jumlah pemakaiannya.
Contoh : Harga dan jumlah bahan baku yang dibeli ditentukan oleh manajer bagian pembelian, sedangkan pemakaiannya ditentukan oleh bagian produksi.Dengan menggunakan harga standar, manajer pembelian bertanggung jawab terhadap harga pemerolehan bahan baku. Sedangkan manajer produksi bertanggung jawab  terhadap biaya bahan baku.
  • Meskipun seorang manajer tidak dapat secara signifikan mempengaruhi jumlah biaya tertentu melalui tindakan langsungnya sendiri, ia juga dapat dibebani biaya tersebut, jika manajemen puncak menghendaki agar manajer tersebut  membantu manajer lain bertanggung jawab untuk mempengaruhi biaya tersebut.
Contoh : Biaya reparasi dan pemeliharaan merupakan tanggung jawab bagian bengkel. Namun ada dua faktor yang mempengaruhi biaya tersebut:
o  efisiensi pemakaian tenaga kerja bengkel yang menjadi tanggung jawab manajer bengkel.
o  Pemakaian mesin dan ekuipmen yang menjadi tanggung jawab manajer bagian produksi.    

2)   Aktiva, pendapatan dan biaya yang tidak terkendalikan
Aktiva, pendapatan dan biaya yang tidak terkendalikan tidak tepat untuk menggambarkan aktiva, pendapatan dan biaya yang tidak dapat dipengaruhi  secara signifikan oleh manajer tertentu. Tetapi istilah yang tepat yaitu “terkendalikan oleh seseorang “ (controllable by someone) dan “terkendalikan oleh manajer lain”(controllable by others). Pemisahan aktiva, pendapatan dan biaya ke dalam aktiva, pendapatan, dan biaya yang terkendalikan dan tidak terkendalikan selalu berhubungan dengan :
a)   Tingkat manajemen
Dalam organisasi, pada dasarnya tidak ada aktiva, pendapatan dan biaya yang tidak terkendalikan. Aktiva, pendapatan dan biaya yang tidak terkendalikan oleh manajer tertentu, pasti dapat dikendalikan oleh manajer lain atau manajer diatasnya dalam organisasi. Aktiva, pendapatan dan biaya yang tidak terkendalikan oleh manajer tertentu, atau oleh manajer lain atau manajer diatasnya merupakan aktiva,pendapatan dan biaya yang dapat terkendalikan oleh oleh manajer departemen yang membawahinya  atau manajer lain dalam organisasi.
b)   Jangka waktu
Dalam jangka waktu yang cukup panjang, semua aktiva,pendapatan dan biaya akan  terkendalikan oleh seseorang dalam organisasi, sebaliknya dalam jangka pendek hanya sedikit aktiva,pendapatan dan biaya yang dapat dikendalikan.

2.2  Anggaran Biaya Sebagai Tolak Ukur Pengendalian Biaya
Untuk tujuan pengendalian biaya :
a)    Organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga jelas wewenang dan tanggungjawab tiap-tiap manajer. Anggaran menghendaki adanya organisasi yang baik, jika terjadi sesuatu yang yang tidak sesuai dengan yang direncanakan dalam anggaran, akan dengan mudah tahu siapa yang bertanggung jawab.
b)   Anggaran biaya harus disusun sesuai dengan tingkat manajemen dalam organisasi.Tiap-tiap manajer harus mengajukan rancangan anggaran biaya yang berada dibawah tanggungjawabnya kemudian dikombinasikan dan diselaraskan satu sama lain oleh komite anggaran. Jika ada perubahan terhadap rancangan anggaran tersebut maka harus dirundingkan dan diberitahukan kepada manajer penyusun anggaran biaya sehingga menciptakan peran serta dan komitmen dalam mencapai target yang ditetapkan.
c)    Setiap manajer berpartisipasi dalam penyusunan anggaran oleh karena itu masing-masing akan dimintai pertanggungjawaban mengenai realisasi anggarannya.  

2.3  Terkendalikan Biaya Versus Variabilitas Biaya
Variabilitas biaya adalah perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Jika terkendalikan biaya dihubungkan dengan perubahan volume kegiatan. Biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan:
a)    Biaya dalam jangka pendek tidak dapat dipengaruhi secara signifikan oleh manajer lain yang berwenang. Biaya ini dibagi menjadi : engineered variable costs dan committed fixed costs. Dalam jangka pendek, engineered variable costs tidak dipengaruhi secara signifikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban produksi. Misalnya, karena jenis biaya ini sangat ditentukan oleh teknologi.
Contoh : setiap mobil yang dirakit oleh departemen perakitan harus dipasang 5 roda, sehingga biaya roda adalah enginered cost didepartemen tersebut. Bagi manajer departemen perakitan , biaya roda tersebut merupakan biaya tidak terkendalikan., karena biaya wewenang yang dimiliki oleh manajer departemen perakitan tidak cukup untuk mempengaruhi secara signifikan besarnya biaya tersebut.
Committed fixed costs adalah biaya tetap yang timbul dari pemilikan pabrik, ekuipmen. Biaya ini tetap dikeluarkan guna mempertahankan kemampuan perusahaan dalam memenuhi tujuan –tujuan jangka panjang. Contoh: biaya depresiasi, pajak bumi dan bangunan, biaya asuransi, sewa dll.    
b)   Biaya dalam jangka pendek dapat dipengaruhi secara signifikan oleh manajer lain yang berwenang. Biaya ini adalah biaya kebijakan. Biaya ini dibagi menjadi : Discretionary variable costs dan Discretionary fixed costs. Biaya ini berperilaku variabel atau tetap atas kebijakan manajemen, sehingga dalam jangka pendek biaya ini secara signifikan dipengaruhi oleh wewenang yang dimiliki manajemen. 

2.4  Manfaat Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Sistem  akuntansi  pertanggungjawaban merupakan tahap perkembangan  mutakhir cara pengendalian biaya yang tidak hanya terbatas pada pengendalian biaya produksi saja,namun meliputi pengendalian biaya nonproduksi. Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban, informasi akuntansi dihubungkan dengan manajer yang memiliki wewenang terjadinya informasi tersebut untuk dimintakan pertanggungjawaban kepada manajer yang bersangkutan. Sistem  akuntansi  pertanggungjawaban dapat dibagi 2 tahap perkembangan:
a)   Akuntansi pertanggungjawaban tradisional
Adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan atau pendapatan dilakukan sesuai dengan pusat pertanggungjawaban dalam organisasi, dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok orang yang bertanggungjawab atas penyimpangan biaya atau pendapatan yang dianggarkan.

b)   Akuntansi pertanggungjawabanberdasarkan aktivitas
Adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan & pelaporan biaya dilakukan menurut aktivitas penambah dan bukan penambah nilai (Value & Non Value Added Activities ).Digunakan dalam menghadapi lingkungan manufaktur maju (advanced manufacturing environment)

2.5  Manfaat Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional
a)   Informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai dasar penyusunan anggaran
Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran (role setting) dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan. Dalam proses penyusunan anggaran ditetapkan siapa yang akan berperan dalam melaksanakan sebagian aktivitas pencapaian sasaran perusahaan dan ditetapkan pula sumber daya yang disediakan bagi pemegang peran  tersebut untuk memungkinkannya pelaksanaan perannya. Sumber daya yang disediakan untuk memungkinkannya manajer berperan dalam usaha pencapaian sasaran perusahaan tersebut diukur dengan satuan moneter standar  berupa informasi akuntansi. Oleh karena itu, penyusunan anggaran hanya mungkin dilakukan jika tersedia informasi akuntansi pertanggungjawaban, yang mengukur berbagai nilai sumberdaya yang disediakan bagi setiap manajer yang berperan dalam usaha pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam tahun anggaran.
Dengan demikian anggaran berisi : “ informasi akuntansi pertanggungjawaban yang mengukur nilai sumberdaya yang disediakan selama tahun anggaran bagi manajer yang diberi peran untuk mencapai sasaran perusahaan.” Dalam proses penyusunan anggaran, informasi akuntansi pertanggungjawaban berfungsi sebagai : alat pengirim peran (role sending device) kepada manajer yang diberi peran dalam pencapaian yang  sasaran perusahaan, sehingga akan menimbulkan komitmen yang tinggi dalam diri manajer untuk berprestasi sesuai yang tercantum dalam anggaran  (kotak 5).
Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai peran informasi akuntansi pertanggungjawaban dalam penyusunan anggaran, berikut ini diuraiakan suatu model aspek motivasi dalam perilaku individu menurut Porter-Lawler.
Kinerja (kotak 6) seorang manajer ditentukan oleh 3 faktor :
o  Kemampuan dan bakat yang tinggi dalam bidangnya (kotak 4)
o  Usaha yang tinggi (kotak 3)
o  Persepsi yang jelas mengenai peran manajer tersebut dalam pencapaian tujuan
Usaha manajer untuk berprestasi ditentukan oleh dua faktor :
o  Keyakinan manajer terhadap kemungkinan kinerja mendatangkan penghargaan (no. 2)
o  Nilai penghargaan (no.1)
Jika seorang manajer berkeyakinan bahwa kinerja mempunyai kemungkinan yang tinggi untuk diberi penghargaan , maka akan mempertinggi uasahanya, sebaliknya jika kinerja mempunyai kemungkinan kecil untuk mendapatkan penghargaan maka hal ini akan menurunkan usaha seseorang untuk berprestasi. Jika seorang memperoleh kepuasan (no.9) dengan penghargaan (no.7) yang diterimanya, karena penghargaan yang diterimanya dirasakan pantas dan adil (no.8), hal ini akan menyebabkan meningkatkan usaha untuk berprestasi.Sebaliknya jika seseorang tidak merasakan keadilan dalam menerima penghargaan atas kinerja yang dicapainya maka hal ini akan menurunkan usaha untuk menghasilkan kinerja. 










Nilai penghargaan (1)
Kemungkinan usaha akan diberi penghargaan (2)
Usaha (3)
Kemampuan dan bakat (4)
Persepsi terhadap peran (5)
Kinerja (6)
Peghargaan
(7)
Kepuasan (9)
Peghargaan yang dirasa pantas (8)
Inf.Akt.pertangungjawaban masa yang akan datang berperan sebagai role sending device
pertangungjawaban masa yang akan datang berperan sebagai role sending device

Inf.Akt.Pertanggungjawaban masa lalu berperan sebagai pengukur kinerja
 















Model aspek motivasi dalam perilaku individu menurut Porter-Lawler dan peran informasi akuntansi sebagai pemotivasi

b)   Informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai penilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi, karena informasi tersebut menekankan hubungan antara informasi dengan manajer yang bertanggung jawab terhadap perencanaan dan realisasinya. Pengenadalian dapat dilakukan dengan cara memberikam peran bagi setiap manajer untuk merencanakan pendapatan /biaya yang menjadi tanggungjawabnya, dan kemudian menyajikan informasi realisasi pendapatan /biaya tersebut.
Dalam proses penyusunan anggaran , setiap manajer diberi peran untuk mencapai sasaran perusahaan dan untuk memungkinkan pelaksanaan peran, ketangan setiap manajer yang diberi peran dialokasikan berbagai sumberdaya yang diukur denagn satuan uang.pelaksanaan peran berarti berarti konsumsi berbagai sumber daya yang harus diukur dalam satuan uang. Informasi akuntansi yang dihubungkan dengan manajer yang memiliki peran digunakan untuk mengukur kinerja setiap manajer. Informasi akuntansi tersebut disebut informasi akuntansi pertanggungjawaban.   

c)    Informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai pemotivasi manajer
Motivasi adalah proses prakarsa dilakukannya suatu tindakan secara sadar dan bertujuan. Pemotivasi adalah sesuatu yang digunakan untuk mendorong timbulnya prakarsa seseorang untuk melakukan tindakan secara sadar dan bertujuan. Jika dalam struktur penghargaan ( reawrd structure) perusahaan, informasi akuntansi merupakan bagian yang signifikan , maka informasi ini akan berdampak terhadap motivasi manajer melalui :
o  Menimbulkan pengaruh langsung terhadap motivasi manajer dengan mempengaruhi kemungkinan usaha diberi penghargaan.(no 2). Manajer berkeyakinan bahwa kinerjanya yang diukur dengan informasi akuntansi pertanggungjawaban (masa lalu) akan diberi penghargaan yang sebagian besar didasarkan atas informasi masa lalu.
o  Secara tidak langsung informasi akuntansi pertanggungjawaban berdampak terhadap motivasi melalui nilai penghargaan (no 1). Informasi akuntansi pertanggungjawaban (masa lalu) digunakan untuk mengukur kinerja manajer.Jika struktur penghargaan sebagian besar didasarkan atas informasi akuntansi, manjer akan memperoleh kepuasan (9). Kepusan manajer atas penghargaan yang diterimanya dipengaruhi oleh penilaian manajer atas penghargaan tersebut. Tinggi rendahnya kepuasan manajer atas penghargaan yang diterimanya berpengaruh atas tinggi rendahnya nilai penghargaan (no. 1). Faktor yang terakhir berdampakterhadap motivasi manajer untuk berusaha. (no.3). 

2.6  Manfaat Informasi Akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas
a)   Informasi akuntansi pertanggungjawaban memungkinkan pegelolaan aktivitas
Manajemen dituntut untuk senantiasa melaksanakan penyempurnaan aktivitas agar customer terjamin tidak akan dibebani dengan biaya bukan penambah nilai. Manajemen memerlukan pemisahan aktivitas-penambah dan bukan penambah nilai dan identifikasi sumber daya yang dikonsumsi oleh kedua tipe tersebut. Dengan menyajikan informasi biaya yang dipisahkan kedalam biaya penambah dan bukan penambah nilai , manajemen dapat :
o  Memperoleh informasi biaya bukan penambah nilai yang menggambarkan besarnya pemborosan yang sekarang dialami oleh perusahaan dalam memenuhi kebutuhan customer.
o  Memperoleh  biaya bukan penambah nilai yang memungkinkan mereka memusatkan pengendalian terhadap aktivitas bukan penambah nilai.
o  Memperoleh informasi  biaya bukan penambah nilai yang memungkinkan mereka melakukan penyempurnaan efisiensi aktifitas penambah nilai.
 
b)   Informasi akuntansi pertanggungjawaban memungkinkan pemantauan efektivitas program pegelolaan aktivitas
Dalam lingkungan manufaktur maju, manajemen dituntut untuk melaksanakan penyempurnaan aktivitas secara berkesinambungan, agar perusahaan memliki daya saing dalam jangka panjang.Dengan demikian manajemen memerlukan informasi biaya aktivitas untuk memantau secara berkesinambung program pengelolaan aktivitas. Dengan menyajikan informasi biaya yang dipisahkan kedalam biaya penambah adan bukan penambah nilai dengan perbandingan dari tahun ke tahun, manajemen dapat:
o  Memantau efektivitas program pengelolaan aktivitas.
Untuk mengurangi dan akhirnya menghilangkan aktivitas bukan penambah nilai yang diwujudkan dalam bentuk pengurangan biaya.Manajemen memerlukan perbandingan biaya penambah dan bukan penambah nilai dari tahun ketahun.
o  Merumuskan keputusan-keputasan strategik.
Prorgam pengelolaan aktivitas memberi gambaran berupa penghematan biaya yang dapat dicapai dalam jangka waktu tertentu, merumuskan keputusan strategik, seperti penentuan harga jual, pemilihan teknologi manufaktur untuk menjadikan aktivitas penambah nilai lebih efisien.

2.7  Perbedaan Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional dengan Akuntansi Pertanggungjawaban Berdasarkan Aktivitas

Perbedaan
TBC
ABC
1.
Pemusatan pengendalian Manajemen
Biaya
Terhadap aktivitas yg mjd penyebeb terjadinya biaya ,dgn tujuan untuk menurunkan biaya secara bersinambung
2.
Manfaat
a. Dasar penyusunan anggaran
b.Penilaian kinerja  manajer pusat pertanggungjawaban.
c.   Pemotivasian manajer
a. Mengelola aktivitas, dengan cara mengarahkan usaha manajemen dalam mengurangi dan akhirnya menghilangkan biaya bukan penambah nilai ( non value added cost )
b. Memantau efektivitas program pengelolaan aktivitas.
3.
Perancangan sistem akuntansi pertanggungjawaban
Didasarkan asumsi tentang perilaku manusia :
a. Pengelolaan berdasarkan penyimpangan (management by exception), pengendalian operasi secara efektif yang memadai
o    b- Pengelolaan berdasarkan tujuan (management by objective), menghasilkan anggaran yang disepakati,biaya standar,sasaran organisasi dan rencana yang dilaksanakan
o    c.  Struktur pertanggungjawaban sesuai dengan struktur hirarki organisasi
o     d. Manajer dan  bawahannya bersedia untuk menerima tanggungjawab yg dibebankan kpd mrk melalui hirarki organisasi
e. Sistem akuntansi pertanggungjawaban mendorong kerjasama bukan kompetisi

a. Pengurangan biaya hrs mrpk hasil dari program pengelolaan aktivitas-
b. Harus memisahkan biaya penambah nilai dan biaya bukan penambah nilai
diperlukan agar manajemen :
- memusatkan perhatian mereka thp pengurangan dan akhirnya penghilangan biaya bukan penambah nilai.
- Menyadari besarnya pemborosan yg skg sdg terjadi
-Memantau efektivitas program pengelolaan aktivitas dgn menyajikan biaya bukan penambah nilai kepada manajemen dalam bentuk perbandingan antar periode
4.
Sistem pertanggungjawaban
Memiliki 4 karakter :
a. Adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban
b. Standar ditetapkan sbg tolak ukur kinerja manajer yg bertanggungjawab atas pusat pertanggungjawaban terentu
c. Kinerja manajer diukur dengan membandingkan realisasi dengan anggaran
d. Manajer secara individual diberi penghargaan atau hukuman berdasarkan kebijakan manajemen tertinggi


a.    Memfokuskan aktivitas yang dilaksanakan oleh beberapa manajer, menembus batas-batas pusat pertanggungjawaban.
b.    Maksimalisasi pengendalian biaya setiap pusat pertanggungjawaban secara individual tidak selalu berarti maksimalisasi pengendalian biaya secara keseluruhan.
5.
Sistem Pelaporan
a.Setiap pusat pertanggungjawaban diberi kode (kode organisasi)/organization code.
- Jenjang organisasi dibagi 3 tingkat : diireksi,departemen dan tingkat bagian.
- Angka satu menunjukkan jenjang direksi,dua jenjang departemen,tiga jenjang bagian
b. Jenis laporan yg dihasilkan oleh fungsi akuntansi biaya di golongkan menjadi :
- Laporan pertanggungjawaban biaya (responsibility cost reports)
- Laporan kos produk (cosr of production reports).

a.Laporan biaya berdasrkan aktivitas (activity –based cost report) yg berisi biaya penambah dan bukan penambah nilai.
b. Landasan penting untuk menghitung & mengidentifikasi biaya penambah & bukan penambah nilai adalah identifikasi cost driver utk setiap aktivitas.
“cost driver : suatu faktor yg menjadi penyebab (pendorong) timbulnya biaya aktivitas tertentu.
6.
Sistem Pengolahan informasi akuntansi pertanggungjawaban
a.Mrp sistem pengolahan informasi biaya,dgn cara menggolongkan,mencatat dan meringkas biaya dlm hub.nya dgn jenjang manajemen yg bertanggung jwb atas terjadinya biaya.
b.Biaya-biaya digolongkan & diberi kode  sesuai dgn tkt manajemen yg mrpk pusat pertanggungjawaban
c.Dipisahkan antara biaya terkendalikan dan biaya tdk terkendalikan
d.Prosedur pegumpulan data biaya berdasar dokumen sumber dan secara periodik
e. Pembebanan tanggung jawab berdsarkan 3 metode:
 - Berdasar kapasitas pelayanan
 - Berdasar kapasitas pelayanan & pemakaian
- Berdasar pemakaian
a.Menghilangkan aktivitas bukan penambah nilai  dgn informasi umpan balik  untuk menilai  pengurangan biaya apakah  benar-benar terwujud.
b. Melakukan perbandingan biaya setiap aktivitas antarperiode akuntansi. Jk aktivitas yg dilakukan manajemen efektif maka hasilnya dpt menurunkan biaya aktivitas bukan penambah nilai.
c. Manajemen dapat memantau hasil program penghapusan aktivitas bukan penambah nilai dan jumlah biaya yang dihemat sampai saat tertentu.
d. Manajemen dpt memperoleh informasi seberapa besar kesempatan yg tersedia untuk melakukan perbaikan aktivitas dan penurunan biaya




Contoh:
Departemen Listrik menghasilkan listrik untuk memenuhi kebutuhan dua departemen produksi A dan B. kapasitas depertemen listrik pertahun adalah 180.000 kwh dengan jumlah biaya produksi listrik sebesar Rp60.000 yang terdiri dari :
Biaya Tetap Rp40.000
Biaya Variabel Rp20.000
Kebutuhan minimum departemen A dan B berturut-turut 50.000 kwh dan 30.000 kwh pertahun.

Data Departemen Listrik
Biaya Tetap                                                     Rp40.000
Biaya Variabel                                                Rp20.000
Total Biaya Produksi Listrik pertahun            Rp60.000

Data Pemakaian Listrik pertahun
Kapasitas yang tersedia 180.000kwh
Kebutuhan pokok departemen
A         50.000 kwh
B         30.000 kwh
80.000 kwh
Kapasitas yang bebas pemakaiannya 100.000 kwh

Metode Pembebanan Tanggungjawab Biaya Listrik
Metode I Pembebanan berdasarkan kapasitas pelayanan
Departemen A= (50.000/80.000)*Rp60.000 Rp37.500
Departemen B= (30.000/80.000)*Rp60.000 Rp22.500
Rp60.000

Metode2 Pembebanan berdasarkan Kapasitas Pelayanan dan Pemakaian
Departemen A
Biaya tetap =(50.000/80.000)*40.000            Rp25.000
Biaya variabel=(20.000/100.000)                    Rp0.2 per kwh
Departemen B
Biaya Tetap =(30.000/80.000)*40.000           Rp15.000
Biaya Variabel=(20.000/100.000)                   Rp0.2 per kwh

Metode 3 Pembebanan berdasarkan Pemakaian
Departemen A =(60.000/180.000)                  Rp0.333perkwh
Departemen B = (60.000/180.000)                 Rp0.333perkwh

Metode I Pembebanan berdasarkan kapasitas pelayanan
Dalam metode pembebanan tanggung jawab ini,biaya departemen listrik sebesar Rp 60.000 dibebankan berdasarkan kapasitas untuk memenuhi kebutuhan pokok departemen pemakai. Dengan cara pembebanan ini, departemen pemakai dibebani biaya departemen penghasil jasa berdasarkan proporsi kapasitas yang disediakan oleh departemen penghasil jasa untuk memenuhi kebutuhan pokok departemen pemakai. Dengan demikian, Departemen A dalam contoh tersebut menerima beban tanggung jawab biaya listrik sebesar Rp 37.500( 50.000/80.000*Rp 60.000) dan Departemen B menerima beban tangung jawab biaya listrik sebesar Rp 22.500 ( 30.000/80.000* Rp 60.000).
Dengan cara ini departemen pemakai akan dibebani dengan biaya yang tidak terkendalikan oleh mereka, karena biaya yang diterima oleh departemen pemakai dari alokasi akan sama, tidak peduli apakah departemen pemakai menggunakan atau tidak menggunakan jasa departemen penghasil jasa.

Metode2 Pembebanan berdasarkan Kapasitas Pelayanan dan Pemakaian
Dalam Metode ini, biaya departemen listrik sebesar Rp 60.000 dibebani tanggung jawab dengan 2 cara:
o  Biaya Tetap dibebankan berdasarkan kapasitas untuk memenuhi kebutuhan pokok Departemen pemakai
o  Biaya Variabel dibebankan berdasarkan pemakaian jasa oleh Departemen Pemakai.
Dengan cara ini, Departemen Pemakai dibebani biaya tetap Departemen Penghasil jasa berdasarkan proporsi kapasitas yang disediakan oleh Departemen Penghasil jasa untuk memenuhi kebutuhan pokok Departemen pemakai biaya variabel departemen penghasil jasa berdasarkan proporsi jumlah kapasitas yang dipakai.
Dengan demikian, Departemen A dalam contoh tersebut menerima beban tanggungjawab biaya tetap departemen listrik sebesar Rp20.000 (50.000/80.000)*Rp40.000 dan Departemen B menerima beban tanggungjawab sebesar RP15.500(30.000/80.000)*Rp40.000. disamping itu, untuk setiap kwh listrik yang dipakai oleh departemen A dan B akan dibebani oelh biaya variabel sebesar Rp0.20(Rp20.000/100.000)

Metode 3 Pembebanan berdasarkan Pemakaian
Dalam metode ini, biaya departemen penghasil jasa dipandang dapat terkendalikan seluruhnya oleh departemen pemakai. Oleh karena itu, biaya departemen Listrik sebesar Rp60.000 dibebankan dengan cara membagi total biaya tersebut dengan total kebutuhan listrik Departemen produksi, Departemen produksi dibebani biaya Departemen Listrik sebesar Rp0.333(Rp60.000/100.000)



BAB III
PENUTUP
3.1  Simpulan
Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban merupakan aktiva, pendapatan, dan atau biaya yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggungjawab terhadap pusat pertanggungjawaban tertentu. Aktiva, pendapatan dan biaya yang terkendalikan, yaitu aktiva, pendapatan dan biaya yang secara signifikan dipengaruhi oleh seorang manajer dalam jangka waktu tertentu. Aktiva, pendapatan dan biaya yang tidak terkendalikan tidak tepat untuk menggambarkan aktiva, pendapatan dan biaya yang tidak dapat dipengaruhi  secara signifikan oleh manajer tertentu. Variabilitas biaya adalah perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Jika terkendalikan biaya dihubungkan dengan perubahan volume kegiatan.
Sistem  akuntansi  pertanggungjawaban merupakan tahap perkembangan  mutakhir cara pengendalian biaya yang tidak hanya terbatas pada pengendalian biaya produksi saja,namun meliputi pengendalian biaya nonproduksi. Dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban, informasi akuntansi dihubungkan dengan manajer yang memiliki wewenang terjadinya informasi tersebut untuk dimintakan pertanggungjawaban kepada manajer yang bersangkutan.



DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat & Rekayasa. Jakarta : Salemba Empat
http://yumniati.staff.jak-stik.ac.id/files/akuntansi-manajemen[8].doc.   20 Maret 2012.

judul : informasi akuntansi pertanggungjawaban
judul : informasi akuntansi pertanggungjawaban
judul : informasi akuntansi pertanggungjawaban
website : syarifhidayat.blogspot.com

No comments:

Post a Comment